Tautan-tautan Akses

Partai-Partai Sependapat, Trump Jadi Isu Penting Pemilu Paruh Waktu


Presiden AS Donald Trump berpidato di Alumni Coliseum, Richmond, Kentucky, 13 Oktober 2018. (Foto: dok).
Presiden AS Donald Trump berpidato di Alumni Coliseum, Richmond, Kentucky, 13 Oktober 2018. (Foto: dok).

Tiga pekan sebelum pemilihan paruh waktu yang penting di Amerika, sukar mendapati banyak hal yang sama-sama disepakati partai Demokrat dan partai Republik. Tetapi satu hal yang sama-sama disepakati mereka adalah bahwa Presiden Donald Trump menjadi isu penting dalam pemilihan yang akan menentukan kontrol atas Kongres untuk dua tahun mendatang.

Wartawan VOA, Jim Malone mengemukakan lebih jauh mengenai faktor Trump itu dalam pemilu paruh waktu mendatang.

Pemilihan paruh waktu tahun ini sangat personal bagi Presiden Donald Trump. "Semua kemajuan luar biasa dipertaruhkan. Ini dipertaruhkan. Nama saya tidak ada dalam surat suara. Tetapi dengan cara tertentu, saya ada di situ, jadi tolong, keluar dan berikanlah suara. Keluarlah dan berikan suara,” kata Trump.

Sebanyak motivasi yang diberikan Trump kepada para pendukung intinya, sebanyak itu pula ia menimbulkan semangat di kalangan pengecam seperti Jenny Heinz, yang mengatakan, "Ada perlawanan aktif terhadap presiden ini yang bekerja seolah-olah ia di atas hukum."

Trump adalah tokoh sentral dalam pemilihan tahun ini, kata analis David Barker dari American University. "Ya, Demokrat sejak hari setelah pemilu tahun 2016 telah menantikan hari ini, dan ini semua mengenai Trump. Trump benar-benar memanfaatkan itu. Ia ingin semuanya mengenai dia.”

Trump telah mempercepat tren untuk menasionalisasi pemilihan legislatif, kata Lara Brown dari George Washington University. "Sekarang ini semua benar-benar menjadi isu nasional dan semua orang seperti melihatnya sebagai referendum untuk mendukung atau menentang presiden dan partainya."

Bagi Trump dan pemilih intinya, ini semua masuk akal, kata mantan penasihat Trump, Steve Bannon. "Menurut saya jika Anda membuat ini sebagai referendum nasional dan menasionalisasi pemilu ini mengenai keberhasilan program Presiden Trump, pemenangnya jelas dan menurut saya Demokrat kalah."

Tetapi yang lainnya skeptis, termasuk mantan Ketua Komite Nasional Partai Republik Michael Steele. "Trump kemungkinan besar akan mendorong kedatangan pendukung Demokrat dalam jumlah lebih banyak," kata anggota DPR dari partai Demokrat Dutch Ruppersberger.

"Kalau apa yang Anda lakukan hanyalah peduli pada diri sendiri, bukannya pada rakyat, bukan apa yang mereka butuhkan, seperti kaum lansia yang membutuhkan layanan medis, dan Anda hanya ingin terlihat baik dan menyingkirkan mereka secara politik, yang sekarang ini terjadi, ini menyakitkan. Dan menurut saya inilah mengapa akan banyak orang keluar untuk memberikan suara," imbuhnya.

"Akan tetapi presiden tampaknya tidak khawatir, dan lebih memilih untuk menggalang pendukungnya sendiri," kata Frank Newport dari lembaga jajak pendapat Gallup.

"Ia seperti berhenti berupaya meluaskan daya tariknya. Ini lebih sesuai dengan gayanya. Ia, seperti kita ketahui, memiliki gaya yang sangat agresif. Ia senang memiliki musuh karena ini membuat ia memiliki seseorang untuk ia lawan, jadi bagaimanapun akan sulit bagi seorang presiden seperti Trump untuk berupaya meluaskan daya tarik," lanjut Newport.

Nama Donald Trump tidak akan muncul dalam surat suara pemilihan paruh waktu pada 6 November mendatang. Tetapi hasilnya dapat menentukan masa depan kepresidenannya. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG