Park Geun-hye memulai kampanye pemilihan umum sebagai sosok yang diunggulkan dari kalangan konservatif tapi kemungkinan akan menghadapi seorang lawan yang tangguh dari pihak liberal bulan Desember.
Pengumuman hari Senin mengenai pemenang pemilihan pendahuluan presiden dalam konvensi Partai Saenuri mengejutkan banyak pihak. Ketua komite pemilu partai tersebut, Kim Soo-han, menyatakan Park Geun-hye sebagai pemenang telak, menyebut kemenangannya sebagai sebuah momen bersejarah.
Untuk pertama kalinya, partai besar di Korea Selatan memilih perempuan serta anak mantan diktator Park Chung-Hee sebagai kandidatnya. Dalam hasil hari Minggu yang menggabungkan suara para anggota partai dan warga negara dan jajak pendapat, Park memenangkan 84 persen suara.
Dalam pidatonya selama 15 menit, Park mengatakan Korea tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk krisis ekonomi global, ancaman dari Korea Utara dan sengketa wilayah, meskipun dia tidak menyebut Jepang.
Park mengatakan sekarang ini Korea Selatan membutuhkan pemimpin yang siap dan stabil untuk menghadapi tantangan kritis. Dia mengatakan tidak akan pernah membiarkan tindakan mengancam keamanan atau kedaulatan negara.
Oposisi utama, Partai Persatuan Demokrat atau PDU akan menentukan kandidatnya bulan depan dari lima finalis.
Kandidat terdepan DUP adalah Moon Jae-in yang menjabat sebagai kepala staf presiden dalam pemerintahan Presiden Roh Moo-hyun yang liberal dalam dekade sebelumnya.
Tapi banyak pihak sayap kiri mengatakan kesempatan terbaik mereka untuk mengalahkan Park adalah lewat seorang politikus pemula yang populer. Orang itu adalah profesor universitas ternama yang juga merupakan pengusaha software yang kaya.
Ahn Cheol-soo belum bergabung dalam partai politik apapun dan meskipun banyak tanda dia akan mencalonkan diri sebagai presiden, Ahn belum menyatakan secara resmi meskipun pemilu tinggal empat bulan lagi.
Banyak pengamat mengatakan jika Ahn mengajukan diri sebagai calon independen, itu akan membelah suara sayap kiri dan akan semakin memudahkan jalur Park menuju kemenangan. Tapi profesor Universitas Jangan, Park Chang-hwan, mengatakan itu kemungkinan tidak akan terjadi.
Pengamat politik itu memprediksi Ahn dan DUP akan mencapai konsensus tentang kandidat oposisi bersatu.
Park, yang berusia 60 tahun, pada tahun 2007 kalah dalam nominasi Partai Nasional Agung dari Presiden Lee Myung-bak yang kini menjabat. Menurut peraturan, masa jabatan presiden dibatasi sampai lima tahun saja.
Pengumuman hari Senin mengenai pemenang pemilihan pendahuluan presiden dalam konvensi Partai Saenuri mengejutkan banyak pihak. Ketua komite pemilu partai tersebut, Kim Soo-han, menyatakan Park Geun-hye sebagai pemenang telak, menyebut kemenangannya sebagai sebuah momen bersejarah.
Untuk pertama kalinya, partai besar di Korea Selatan memilih perempuan serta anak mantan diktator Park Chung-Hee sebagai kandidatnya. Dalam hasil hari Minggu yang menggabungkan suara para anggota partai dan warga negara dan jajak pendapat, Park memenangkan 84 persen suara.
Dalam pidatonya selama 15 menit, Park mengatakan Korea tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk krisis ekonomi global, ancaman dari Korea Utara dan sengketa wilayah, meskipun dia tidak menyebut Jepang.
Park mengatakan sekarang ini Korea Selatan membutuhkan pemimpin yang siap dan stabil untuk menghadapi tantangan kritis. Dia mengatakan tidak akan pernah membiarkan tindakan mengancam keamanan atau kedaulatan negara.
Oposisi utama, Partai Persatuan Demokrat atau PDU akan menentukan kandidatnya bulan depan dari lima finalis.
Kandidat terdepan DUP adalah Moon Jae-in yang menjabat sebagai kepala staf presiden dalam pemerintahan Presiden Roh Moo-hyun yang liberal dalam dekade sebelumnya.
Tapi banyak pihak sayap kiri mengatakan kesempatan terbaik mereka untuk mengalahkan Park adalah lewat seorang politikus pemula yang populer. Orang itu adalah profesor universitas ternama yang juga merupakan pengusaha software yang kaya.
Ahn Cheol-soo belum bergabung dalam partai politik apapun dan meskipun banyak tanda dia akan mencalonkan diri sebagai presiden, Ahn belum menyatakan secara resmi meskipun pemilu tinggal empat bulan lagi.
Banyak pengamat mengatakan jika Ahn mengajukan diri sebagai calon independen, itu akan membelah suara sayap kiri dan akan semakin memudahkan jalur Park menuju kemenangan. Tapi profesor Universitas Jangan, Park Chang-hwan, mengatakan itu kemungkinan tidak akan terjadi.
Pengamat politik itu memprediksi Ahn dan DUP akan mencapai konsensus tentang kandidat oposisi bersatu.
Park, yang berusia 60 tahun, pada tahun 2007 kalah dalam nominasi Partai Nasional Agung dari Presiden Lee Myung-bak yang kini menjabat. Menurut peraturan, masa jabatan presiden dibatasi sampai lima tahun saja.