Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin Dunia Sepakat Tak Campur Tangan di Libya


Para pemimpin dunia yang menghadiri konferensi Libya di Berlin, Jerman hari Minggu (19/1).
Para pemimpin dunia yang menghadiri konferensi Libya di Berlin, Jerman hari Minggu (19/1).

Para pemimpin dunia Minggu (19/1) sepakat untuk menghormati gencatan senjata dan tidak ikut campur di Libya, dimana pasukan dari dua pemerintah yang bersaingan saling memperebutkan kekuasaan.

12 pemimpin dunia serta perwakilan tinggi dari Uni Eropa, PBB, Uni Afrika, dan Liga Arab, mengadakan KTT satu hari di Berlin.

"Semua sepakat bahwa gencatan senjata harus dihormati dan gencatan senjata harus dikontrol lebih ketat," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, tuan rumah KTT, dalam kesimpulannya. "Terbukti dalam beberapa hari belakangan bahwa tidak ada peluang bagi solusi militer, yang hanya akan menambah penderitaan rakyat."

Para peserta setuju bahwa gencatan senjata yang telah berlangsung seminggu di Libya harus bisa bertahan lebih lama. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan semua pihak harus menekan pihak-pihak yang bertikai di Libya. Sejumlah negara berbeda mendukung pihak-pihak yang berbeda di Libya, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa Libya akan segera menjadi seperti Suriah.

Meskipun para peserta sepakat Minggu (19/1) untuk tidak meningkatkan dukungan militer kepada pihak-pihak yang bertikai, belum jelas apakah atau kapan mereka akan menarik dukungan mereka sekarang ini.

Dua pemerintah yang bersaingan di Libya saling memperebutkan kekuasaan. Kelompok pertama di timur dipimpin oleh mantan Jenderal Khalifa Haftar, sedangkan pemerintah di Tripoli yang didukung PBB, dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj. Keduanya ada di Berlin Minggu (19/1), tapi tidak hadir di meja perundingan.

Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendukung Haftar, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mendukung Sarraj, berbicara dalam pertemuan puncak itu hari Minggu. Erdogan menyerukan pada Haftar supaya menghentikan “sikapnya yang bermusuhan.”

Turki dan Rusia sepakat menengahi sengketa dan berhasil menciptakan gencatan senjata yang rapuh antara kedua pihak sejak minggu lalu, tapi kedua pihak juga saling tuduh bahwa pihak lainnya melanggar gencatan senjata itu.

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo yang juga hadir dalam konperensi mengatakan ia “menekankan perlunya gencatan senjata yang langgeng, kembalinya ke proses politik yang dibantu PBB dan diakhirinya semua campur tangan asing di Libya.” (vm/pp)

Recommended

XS
SM
MD
LG