Tautan-tautan Akses

Papua Nugini Minta Australia Tetapkan Tenggat Pengosongan Kamp Pencari Suaka 


Para pencari suaka berunjuk rasa menentang rencana penutupan pusat penahanan di Pulau Manus, Papua Nugini, 31 Oktober 2017.
Para pencari suaka berunjuk rasa menentang rencana penutupan pusat penahanan di Pulau Manus, Papua Nugini, 31 Oktober 2017.

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menyerukan kepada Australia, Jumat (19/7), untuk menetapkan tenggat waktu untuk memindahkan beberapa ratus pencari suaka yang terdampar di pulau Manus, Papua Nugini selama bertahun-tahun.

Marape, yang akan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Canberra minggu depan, mengatakan kepada stasiun televisi nasional ABC, ia ingin "menetapkan waktu" untuk memukimkan kembali para napi Manus yang tersisa, kantor berita AFP melaporkan.

"Yang kita hadapi adalah manusia. Kita tidak bisa membiarkan mereka semua terkatung-katung tanpa pertimbangan serius atas masa depan mereka," katanya.

Marape, yang menjabat perdana menteri kurang dari dua bulan lalu, mengatakan, dia sudah membahas masalah itu dengan Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton, yang menangani keimigrasian.

"Saya sudah memintanya untuk mempercepat proses penghapusan isu-isu pencari suaka," katanya.

"Ada pengungsi asli dan ada juga pengungsi non-asli. Bagaimana dengan mereka lainnya yang ada di dalam negeri?," tanyanya.

Enam tahun lalu pada Jumat, Australia meluncurkan kebijakan garis kerasnya untuk mengirim semua pencari suaka yang tertangkap karena berusaha mencapai negara itu melalui laut, ke pusat-pusat penampungan lepas pantai di Manus dan pulau Nauru di Pasifik. [ps/ft]

XS
SM
MD
LG