Pengembangan Sumber Daya Manusia di tubuh Tentara Nasional Indonesia TNI menjadi dasar Panglima TNI menerima gelar Doktor kehornatan atau Honoris Causa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat (20/9).
Rektor UNS Solo, Profesor Jamal Wiwoho, mengatakan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memiliki kebijakan yang tepat dalam merespon situasi sosial masyarakat. "Kami berikan gelar Doktor kehormatan bagi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Kami sudah melakukan track record, yang bersangkutan memiliki kemampuan dalam manajemen Sumber Daya Manusia."
Ketua Senat UNS Solo, Prof Adi Sulistyono mengungkapkan penghargaan untuk Panglima TNI yang berasal dari matra Angkatan Udara ini bisa mendongkrak minat masyarakat dan melahirkan tokoh dirgantara seperti mendiang BJ Habibie.
"Kebijakannya, dalam rangka pertahanan dan keamanan nasional, tidak semata menggunakan senjata perang. Tentara-tentara di kawasan perbatasan, memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan ekonomi. Tentara juga ikut mengajar di sekolah-sekolah. Kami juga berharap bahwa berkat penghargaan ini, karena Panglima berasal dari AU, minat masyarakat pada dunia dirgantara semakin tumbuh, kalau maritim kan sudah banyak kemajuannya. Di Indonesia, kelak akan muncul orang atau tokoh dirgantara seperti Pak Habibie, yang bisa menguasai dunia dirgantara."
Panglima TNI menjadi tokoh ke -5 yang menerima gelar Doktor Kehormatan dari kampus di Solo ini. Tokoh lain yang pernah menerima gelar serupa adalah pengusaha Mashud Wisnu, Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohammad di tahun 2012, pendiri media nasional, Jacob Oetama, dan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara JAMDATUN Bambang Setyo.
Dalam pidato penerimaannya, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan peran TNI dalam sosial kemasyarakatan harus dipertahankan. Menurut Hadi, personil TNI juga harus melek teknologi dalam menghadapi modernisasi alutsista pertahanan negara.
"Kita masuk pada era revolusi industri 4.0 dan tidak lama lagi kita akan menuju lompatan 4.1, 4.2, dan seterusnya. Pemikiran saya, kunci dari semua itu adalah pendidikan untuk membangun SDM unggul. Dengan cara memberikan pendidikan di wilayah perbatasan, yang dilaksanakan personel TNI termasuk pelayanan kesehatan, pengentasan gizi buruk sehingga tidak ada gangguan dalam proses pendidikan dan kesehatan. Kemampuan untuk menggunakan teknologi 4.0. baru pada latihan gabungan TNI 2019 Darmayuda di Situbondo. Semua peralatan pertempuran kita menggunakan backbone satelit sehingga sistem terintegrasi antara darat laut dan udara.
Ke depan alat tempur akan diubah dari analog menjadi digital. Ini bagian dari modernisasi TNI." [ys/ab]
