Tautan-tautan Akses

Pakistan Siap Membuat dan Mengekspor Obat COVID-19 'Remdesivir'


Pengisian botol remdesivir, obat corona yang diteliti di fasilitas Gilead Sciences di La Verne, California, AS 18 Maret 2020. (Foto: Gilead Sciences Inc/Handout via Reuters)
Pengisian botol remdesivir, obat corona yang diteliti di fasilitas Gilead Sciences di La Verne, California, AS 18 Maret 2020. (Foto: Gilead Sciences Inc/Handout via Reuters)

Pakistan, Jumat (15/5) mengumumkan pihaknya akan mulai memproduksi dan mengekspor obat anti virus corona, remdesivir, “dalam beberapa minggu".

Pandemi corona ini telah menewaskan lebih dari 304 ribu orang dan menginfeksi sekitar 4,5 juta di seluruh dunia sejak pertama kali melanda China pada Desember tahun lalu.

Zafar Mirza, Menteri Kesehatan Pakistan, mengatakan kepada wartawan di Islamabad bahwa perusahaan farmasi lokal, Ferozons Laboratories Ltd, akan membuat obat itu bermitra dengan perusahaan asal Amerika Gilead, yang mengembangkan remdesivir.

Ia mengatakan bahwa Pakistan akan menjadi salah satu dari hanya tiga negara yang memproduksi dan mengekspor obat itu.

“Pembuatan obat injeksi akan dimulai dalam enam hingga delapan minggu dan akan tersedia tidak hanya untuk pasien virus corona di Pakistan, tetapi juga akan diekspor ke 127 negara,” kata Mirza.

Regulator di Amerika telah memungkinkan penggunaan darurat remdesivir, yang tampaknya membantu sebagian pasien virus corona pulih lebih cepat dalam uji klinis.

Perusahaan farmasi AS. itu juga telah menandatangani perjanjian dengan empat pembuat obat di India, negara tetangga Pakistan untuk membantu memproduksi dan memasok obat itu ke negara-negara tersebut.

Berdasarkan perjanjian "lisensi non-eksklusif" dengan mitra Asia Selatan, Gilead mengatakan, semua perusahaan itu "berhak mendapat transfer teknologi dari proses manufaktur Gilead untuk pembuatan remdesivir sehingga memungkinkan perusahaan-perusahaan itu meningkatkan produksi mereka dengan cepat."

Osman Khalid Waheed, Kepala Eksekutif Perusahaan Farmasi Pakistan, berbicara disamping Mirza, mengatakan begitu produksi dimulai, obat tersebut akan diekspor ke negara maju dan berpenghasilan rendah.

“Kami berkomitmen dengan Gilead untuk memproduksi obat dengan biaya minimum dan membuatnya paling mudah diakses di negara berkembang,” kata Waheed.

Pakistan, dengan jumlah penduduk 220 juta, telah mengkonfirmasi lebih dari 37 ribu orang telah tertular virus corona dan sekitar 800 di antaranya meninggal sejak negara itu mendeteksi wabah tersebut hampir tiga bulan lalu.

Perdana Menteri Imran Khan, Jumat (15/5), bertekad untuk melonggarkan sebagian penutupan wilayah di seluruh negeri dengan mengutip jumlah infeksi dan kematian yang relatif sangat rendah, bertentangan dengan proyeksi resmi sebelumnya.

Khan membela keputusannya, dengan mengatakan meskipun situasi virus masih terkendali, "sekitar 150 juta orang" di seluruh Pakistan, termasuk pekerja harian dan buruh, bisa mulai menderita kelaparan karena penutupan ekonomi.

“Sampai vaksin tersedia, virus corona akan bertahan terlepas dari penutupan wilayah. Karena itu, kita harus belajar untuk menghadapinya, ”kata Khan. [my/pp]

XS
SM
MD
LG