Tautan-tautan Akses

Pakistan Larang Mantan Presiden Zardari dan Putranya ke Luar Negeri


Bilawal Bhutto Zardari (kiri), pemimpin Partai Rakyat Pakistan, bersama ayahnya, Asif Ali Zardari, di Islamabad, Pakistan, 28 Juni, 2018. (Foto: dok).
Bilawal Bhutto Zardari (kiri), pemimpin Partai Rakyat Pakistan, bersama ayahnya, Asif Ali Zardari, di Islamabad, Pakistan, 28 Juni, 2018. (Foto: dok).

Pakistan, Jumat (28/12) memberlakukan larangan bepergian ke luar negeri terhadap mantan presiden Asif Ali Zardari, putra sekaligus penerus dinasti politiknya, Bilawal Bhutto, serta sejumlah orang lainnya yang menghadapi dakwaan pencucian uang besar-besaran.

Zardari, yang menolak tuduhan-tuduhan yang disebutnya bermotif politik itu, menjabat presiden dari tahun 2008 hingga 2013. Ia sekarang bersama-sama dengan putranya memimpin oposisi, Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang berkuasa di provinsi Sindh, Pakistan Selatan.

Pembatasan perjalanan itu berlaku sehari setelah Pakistan memperingati 11 tahun setelah istri Zardari, Benazir Bhutto yang pernah dua kali menjabat perdana menteri, dibunuh.

Daftar 172 orang yang dilarang meninggalkan Pakistan itu mencakup nama-nama saudari Zardari, Faryal Talpur, Menteri Utama Sindh Murad Ali Shah dan para politisi, pegawai pemerintah, anggota parlemen dan bankir terkemuka lainnya, serta para pengusaha terkenal.

Nama Malik Riaz Hussian, milyuner yang menjadi pemimpin perusahaan pembangunan kota, yang dikenal sebagai Bahria Town, juga ada dalam daftar yang secara resmi disebut Exit Control List (ECL), atau Daftar Pengawasan Keluar Negeri itu.

Pemerintah Pakistan pimpinan Perdana Menteri Imran Khan menyatakan investigasi antikorupsi tingkat tinggi yang baru saja berakhir telah mendapat bukti dokumen yang kuat” mengenai bagaimana Zardari dituduh meraup ratusan juta dolar uang negara melalui rekening bank dan perusahaan-perusahaan palsu.

Tim Investigasi Gabungan (JIT), yang dibentuk berdasarkan perintah pengadilan pada September lalu, menyatakan bahwa ratusan juta dolar telah melalui jaringan rekening palsu yang dibuat di beberapa bank utama Pakistan dengan menggunakan nama orang-orang miskin tanpa sepengetahuan mereka.

Seorang penjaja es krim, yang tinggal di daerah kumuh di Karachi, misalnya, terkejut ketika mengetahui dari penyidik pada Oktober lalu bahwa ia adalah pemilik rekening bank di ibukota Sindh selama lebih dari setahun dengan simpanan 2,3 miliar rupee atau 1,7 juta dolar di dalamnya. Rekening tersebut adalah salah satu yang terkait dengan jaringan yang diduga dipimpin Zardari untuk mencuci uang haram dari Pakistan.

Zardari telah lama menjadi sasaran tuduhan korupsi dan ia dikenal sebagai “Mr. Ten Percent” sewaktu istrinya berkuasa di Pakistan. Bhutto tewas dalam serangan bom dan penembakan dalam suatu kegiatan kampanye pemilu di kota Rawalpindi pada 27 Desember 2007. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG