Tautan-tautan Akses

Pakar Ingatkan Spanyol Mungkin Kalah Lawan Gelombang Kedua Covid-19


Orang-orang antre menunggu gilir tes PCR Covid-19 di Vilafranca del Penedes di Barcelon, Spanyol, 10 Agustus 2020.
Orang-orang antre menunggu gilir tes PCR Covid-19 di Vilafranca del Penedes di Barcelon, Spanyol, 10 Agustus 2020.

Kurang dari dua bulan setelah berhasil mengakhiri perebakan virus corona, rumah-rumah sakit di Spanyol kembali didatangi pasien yang mengalami kesulitan bernafas karena virus mematikan itu.

Brigade militer darurat telah dikirim untuk mendirikan rumah sakit lapangan di bagian timur laut Kota Zaragosa. Situasi ini mengingatkan bahwa Spanyol masih belum dapat mengklaim kemenangan melawan virus yang telah melumpuhkan negara itu pada Maret dan April lalu.

Pihak berwenang menggambarkan rumah sakit lapangan itu sebagai langkah berjaga-jaga. Namun tidak ada seorang pun yang lupa bagaimana kondisi di rumah-rumah sakit Spanyol sebelumnya ketika jumlah pasien melampaui kapasitas mereka dan masa pahit ketika jumlah kematian mencapai 900 pasien per hari.

Meskipun program pengujian yang lebih baik mengungkapkan bahwa mayoritas warga yang baru tertular adalah mereka yang tidak menunjukkan gejala apapun dan berusia lebih muda, sehingga tidak terlalu membutuhkan perawatan medis; masih tetap ada kekhawatiran bahwa rumah-rumah sakit mungkin akan kewalahan menangani pasien.

Pakar virus terkemuka di Spanyol, Fernando Simon, Kamis (13/8), mengatakan 3.500 tempat tidur yang kini digunakan untuk merawat pasien virus corona di tingkat nasional menunjukkan hanya 3 persen dari kapasitas total.

“Saya tidak ingin mengatakan bahwa kita akan menghadapi hal yang sama seperti yang terjadi pada Maret dan April. Ini tidak sebanding,” ujar Simon. “Tetapi benar bahwa perebakan ini meningkat di setiap daerah dan kita tidak dapat menafikan hal itu. Kita masih menghadapi risiko besar.”

Para pakar sedang berupaya mengkaji mengapa Spanyol menghadapi situasi pandemi virus corona yang lebih buruk dibanding negara-negara lain setelah sebelumnya berhasil menangani virus mematikan itu.

Satu hal yang pasti, berapa besar gelombang kedua perebakan virus ini akan sangat tergantung pada tanggapan terhadap gelombang pertama.

“Data tidak berdusta,” ujar Rafael Bengoa, mantan kepala urusan kesehatan di daerah Basque, yang juga konsultan kesehatan publik, kepada Associated Press.

“Jumlah itu mengatakan bahwa kita memiliki rekam jejak epidemiologis lokal yang baik, seperti daerah-daerah pedalaman, di mana semua dapat ditangani. Tetapi di sebagian lain negara ini, jelas kita tidak memiliki kapasitas lokal yang memadai untuk mengatasi pandemi ini. Kita kembali melihat adanya perebakan, dan begitu satu komunitas terjangkit virus ini maka sulit mengatasinya.” [em/pp]

XS
SM
MD
LG