Tautan-tautan Akses

Operasi Bersama Rusia-AS Tangkap Pengedar Narkoba Amerika Selatan


Rusia dan AS membongkar jaringan penyelundup narkoba internasional sebagai bagian dari operasi bersama. (Foto: Ilustrasi/Courtesy/CINCDS)
Rusia dan AS membongkar jaringan penyelundup narkoba internasional sebagai bagian dari operasi bersama. (Foto: Ilustrasi/Courtesy/CINCDS)

Rusia, Selasa (29/12), menyatakan telah membongkar jaringan penyelundup narkoba internasional sebagai bagian dari operasi bersama dengan AS. Ini merupakan suatu unjuk kerja sama yang jarang antara Washington dan Moskow.

Dinas Keamanan Federal (FSB) menyatakan telah melancarkan misi multitahap dengan Departemen Kehakiman AS yang berakhir dengan penyitaan 330 kilogram kokain yang diperkirakan bernilai $ 1 miliar.

Video yang dilansir FSB untuk media Rusia memperlihatkan para petugas berpakaian preman menyeret para tersangka dari mobil-mobil, juga berpeti-peti uang tunai dan narkoba yang disita.

FSB menyatakan bahwa operasi gabungan dengan AS itu telah mengacaukan “komunitas kriminal transnasional yang berspesialisasi dalam menyelundupkan kokain dari Amerika Selatan ke Rusia dan negara-negara Eropa lainnya.”

Misi ini dilakukan dalam beberapa tahap yang dimulai pada Mei tahun ini di Saint Petersburg dan diakhiri dengan penemuan tempat penyembunyian di kawasan Moskow bulan lalu, sebut FSB.

Operasi ini merupakan contoh langka kerja sama antara Rusia dan AS yang sama-sama memiliki ketidakpercayaan yang mendalam atas sejumlah isu termasuk campur tangan pemilu dan peretasan.

Para legislator di Washington sebelumnya bulan ini menyatakan bahwa Rusia berada di belakang serangan siber besar-besaran terhadap berbagai institusi pemerintah AS, tuduhan yang menurut Rusia tidak disertai cukup bukti.

Kedua negara juga sama-sama mengalami kesulitan mencari landasan bersama bagi diperbaruinya perjanjian pengendalian senjata nuklir START Baru yang akan berakhir pada Februari 2021.

Presiden Vladimir Putin bulan ini menyatakan bahwa hubungan Rusia dengan AS kemungkinan besar tidak akan membaik di bawah pemerintahan mendatang yang dipimpin presiden terpilih Joe Biden. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG