Tautan-tautan Akses

Presiden Obama Puji Tercapainya Perjanjian Iklim


Presiden AS Barack Obama berbicara mengenai kesepakatan perjanjian iklim di Paris dalam pidato hari Sabtu (12/12).
Presiden AS Barack Obama berbicara mengenai kesepakatan perjanjian iklim di Paris dalam pidato hari Sabtu (12/12).

Presiden AS Barack Obama memuji perjanjian iklim yang dicapai oleh hampir 200 negara di Paris, dengan mengatakan kepemimpinan AS merupakan kunci keberhasilan perundingan untuk mengatasi dampak emisi gas rumah kaca tersebut.

Banyak yang tidak menyangka perjanjian itu bisa dicapai, tetapi pejabat-pejabat Amerika hari Sabtu (12/12) mengatakan upaya Presiden AS Barack Obama mengkampanyekan pentingnya isu perubahan iklim itu berhasil.

“Perjanjian ini merupakan kesempatan terbaik yang kita miliki untuk menyelamatkan planet yang kita tinggali. Jadi saya yakin ini merupakan titik balik bagi dunia. Kita telah menunjukkan bahwa dunia memiliki tekad dan kemampuan untuk menjawab tantangan ini,” kata Obama.

Beberapa jam setelah perjanjian iklim itu diumumkan di Paris, Presiden Barack Obama di ruang kabinet di Gedung Putih memuji perjanjian “ambisius” yang mengajak negara-negara di dunia menetapkan target mereka sendiri, sekaligus meminta pertanggungjawaban lewat kerangka kerja yang transparan.

Obama mengatakan perjanjian itu berarti polusi gas rumah kaca yang lebih sedikit dan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, sambil membantu negara-negara berkembang mewujudkan program energi bersih lewat program pemerintah dan swasta.

Dalam komentar singkatnya, Obama mengatakan kepemimpinan Amerika dalam perubahan iklim penting untuk mencapai perjanjian global yang bersejarah itu.

Obama menyebut investasi dalam energi angin, surya dan energi bersih lain di Amerika telah membantu menciptakan lapangan kerja dan standar baru di seluruh Amerika guna memangkas emisi dari pusat-pusat pembangkit listrik bertenaga batubara hingga lebih dari sepertiga selambat-lambatnya tahun 2030.

Pada tingkat internasional, Obama menunjuk perjanjian perubahan iklim bersama China yang diumumkan dalam kunjungannya ke Beijing tahun 2014, dengan mengatakan perjanjian itu menjembatani beberapa perbedaan antara negara maju dan negara-negara berkembang.

Mulai dari mengunjungi negara-negara yang rentan terhadap peningkatan permukaan air laut hingga menjadi presiden pertama Amerika yang pergi ke Kutub Utara guna menyorot mencairnya lapisan es di sana, Obama telah menjadikan perubahan iklim sebagai prioritas utama sejak terpilih tahun 2008.

Pejabat senior pemerintahan Obama mengatakan perjanjian Paris merupakan “puncak strategi yang sengaja dirancang untuk mengubah secara fundamental cara dunia menanggapi perubahan iklim”. Ditambahkannya, bagi Presiden Barack Obama, warisan yang ditinggalkannya adalah tentang menjadikan bumi sebagai planet yang lebih baik bagi generasi mendatang. [em/ii]

XS
SM
MD
LG