Tautan-tautan Akses

Northwestern University Kembangkan APD Pintar untuk Lindungi Pekerja Kesehatan


Salah satu sudut di Northwestern University. (Foto: Courtesy/Northwestern University)
Salah satu sudut di Northwestern University. (Foto: Courtesy/Northwestern University)

Para insinyur di Universitas Northwestern di Evanston, Illinois, kini mengembangkan teknologi baru untuk pekerja perawatan kesehatan yang bertugas di garis depan dalam memerangi penyebaran Covid-19. Hal positif tak terduga yang muncul dari pandemi saat ini adalah inovasi teknologi yang bisa berdampak lama.

Di kampus Universitas Northwestern yang luas di kota Evanston, Illinois, di koridor panjang di Institut Teknologi universitas itu, Josiah Hester mempraktikkan jarak sosial yang aman di “laboratoriam komputasi bergerak.”

Dia adalah bagian dari tim teknik kecil yang mengembangkan teknologi untuk melawan pandemi Covid-19.

Inovasi Teknologi saat Pandemi Bisa Munculkan Terobosan
Inovasi Teknologi saat Pandemi Bisa Munculkan Terobosan

Kepada VOA, Josiah Hester, asisten guru besar teknik komputer bercerita tentang proyek itu.

“Kami sedang mengerjakan apa yang disebut APD pintar, alat pelindung pribadi yang sangat pintar. Kita dapat menganggap ini sebagai sungkup muka dengan sensor kecil di dalamnya untuk mendeteksi segala macam hal seperti gejala Covid, kelelahan, hingga apakah masker ini pas di wajah saya, apakah saya memakainya dengan benar," kata Josiah Hester.

Tantangan yang dihadapi Hester adalah merekayasa sensor agar berfungsi tanpa baterai, dan mengurangi biaya, sambil menciptakan sesuatu yang belum ada dan memproduksinya secara massal dalam hitungan bulan, bukan tahun.

“Setelah kami merekayasa dalam jumlah yang cukup, yang dapat digunakan dalam jumlah yang sangat besar, secara skala ekonomi biayanya akan menurun. Pada dasarnya, begitu kita benar-benar bisa tidak menggunakan baterai, maka nantinya benar-benar seperti membangun komputer yang sangat kecil yang murah," paparnya.

Seorang dokter (L) yang mengenakan peralatan pelindung diri menggunakan telepon genggamnya ketika ia duduk di luar Rumah Sakit Jackson Memorial di Miami, pada 13 Juli 2020. (Foto: AFP)
Seorang dokter (L) yang mengenakan peralatan pelindung diri menggunakan telepon genggamnya ketika ia duduk di luar Rumah Sakit Jackson Memorial di Miami, pada 13 Juli 2020. (Foto: AFP)

Di sisi lain Institut Teknologi itu, profesor teknik biomedis John Rogers tidak hanya memimpin sebuah tim yang melakukan inovasi sensor yang dapat dikenakan, tetapi dia juga memproduksi alat itu di laboratoriumnya di kampus Northwestern.

“Perangkat yang kami kembangkan memiliki faktor bentuk fisik yang sangat mirip dengan Band-Aid, sehingga kami dapat menempatkannya di bagian mana pun dari tubuh kita, jadi, tidak terikat pada pergelangan tangan. Saya memakai satu perangkat itu sekarang, dan alat itu saya tempelkan di pangkal leher tepat di atas tulang kerah (tulang selangka?). Kami awalnya mengembangkan perangkat ini untuk mengukur kemampuan berbicara dan menelan pada penderita stroke," kata John Rogers.

Sementara keprihatinan atas paparan yang semakin tinggi pada komunitas perawat kesehatan, Profesor Rogers dan timnya mengadaptasi perangkat itu untuk memenuhi tantangan yang dihadapi saat ini.

“Sistem ini dirancang untuk memantau gejala-gejala utama pernapasan yang terkait dengan Covid-19, yaitu sesak napas dan batuk," ujarnya.

Dalam waktu kurang dari tiga minggu, tim yang dipimpin Profesor Rogers memodifikasi perangkat itu dan menggunakannya di dua fasilitas medis di Chicago, di mana mereka mengumpulkan data yang dianalisis dengan algoritma yang diarahkan untuk memantau gejala Covid-19.

Gerbang masuk ke Universitas Northwestern di Evanston, Ill, 29 April 2016. (Foto: Chris Walker/Chicago Tribune via AP)
Gerbang masuk ke Universitas Northwestern di Evanston, Ill, 29 April 2016. (Foto: Chris Walker/Chicago Tribune via AP)

Profesor Rogers mengatakan permintaan untuk perangkat itu semakin meningkat.

“Kami melakukan sejumlah pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan yang ingin menggunakan perangkat ini pada karyawan mereka, sehingga mereka dapat melacak kesehatan karyawan mereka," katanya.

Yang menjadi tantangan berikutnya adalah meningkatkan produksi, ujar Profesor Rogers.

“Kami juga telah mendorong perusahaan-perusahaan yang berfungsi sebagai sarana untuk distribusi yang berorientasi komersial yang lebih luas yang memungkinkan kami mencapai tingkat yang tidak dapat kami jangkau dengan filantropi, yayasan dan hibah penelitian dari pemerintah federal," jelasnya.

Sementara berusaha memperkecil ukuran sensor APD yang dibuatnya, Josiah Hester menyadari dampak pekerjaannya dalam memantau virus dan menyelamatkan nyawa.

“Tantangan ilmiah dan dampak ilmiah yang terjadi pasti mengubah upaya ini menjadi proyek yang sangat besar. Apa pun yang terjadi, kita akan memperoleh banyak ilmu yang nantinya dapat membantu dalam membangun perangkat semacam ini," kata Josiah Hester.

Perangkat yang selanjutnya dapat menghasilkan teknologi dan aplikasi baru yang dapat memberi manfaat terus menerus di luar sektor perawatan kesehatan, jauh setelah pandemi Covid-19 berakhir. [lt/ii]

XS
SM
MD
LG