Tautan-tautan Akses

Nigeria Prihatin atas Serangan Xenophobia di Afrika Selatan


Aksi protes dilakukan di depan toko Shoprite milik pengusaha Afrika Selatan di kota Abuja, Nigeria (4/9) lalu.
Aksi protes dilakukan di depan toko Shoprite milik pengusaha Afrika Selatan di kota Abuja, Nigeria (4/9) lalu.

Serangan-serangan mematikan berdasarkan xenophobia atau nasionalisme yang berlebihan di Afrika Selatan telah memicu keprihatinan di beberapa negara Afrika lainnya. Pembunuhan-pembunuhan yang bersifat rasial itu telah memicu serangan-serangan pembalasan dan dihentikannya operasi berbagai bisnis Afrika Selatan di Nigeria. Tapi, seperti kata Timothy Obiezu dari Abuja, kalau ini berlanjut, maka puluhan ribu lapangan pekerjaan di Nigeria bisa hilang.

Moses Iyuagba, pemilik bisnis kecil Afrika Selatan di Abuja sangat khawatir. Tokonya yang terletak di ujung jalan dekat Abuja lolos dari serangan masa yang marah. Tapi ia masih khawatir setelah demonstran menyerang kantor-kantor raksasa komunikasi Afrika Selatan MTN dan afiliasinya ShopRite, sehingga operasinya terhenti.

“Saya tidak berani pergi ke toko saya dalam empat hari ini, dan sekarang persediaan barang saya terus turun,” kata Moses.

Ini bukan pertama kalinya serangan berbau xenofobia terjadi atas warga Nigeria di Afrika Selatan, yang kemudian memicu pembalasan. Insiden serupa terjadi setelah serangan di Afrika Selatan menewaskan 62 orang Nigeria tahun 2008 dan tujuh orang lagi tahun 2015.

Ratusan orang mengadakan demonstrasi setelah sedikitnya lima orang Nigeria mati dibunuh di Afrika Selatan minggu lalu.

Demonstran Ali Yusuf menuduh pemerintah Afrika Selatan tidak menangani situasi dengan baik.

“Mengapa Afrika Selatan terus mengganggu orang-orang Nigeria yang tinggal di sana? Kami telah membuat Nigeria tempat usaha yang baik bagi mereka, kami tidak mengganggu mereka dan kami tidak membakar rumah dan bisnis mereka,” kata Yusuf.

Afrika Selatan adalah tujuan penting bagi migran ekonomi dari banyak negara Afrika, termasuk Nigeria. Tapi para pekerja asing seringkali menghadapi aksi kekerasan anti-imigran karena bersaing dengan warga setempat, khususnya dalam bidang pekerjaan yang tidak membutuhkan ketrampilan tinggi.

Komisaris Tinggi Afrika Selatan Bobby Moroe di Abuja dipanggil oleh pejabat lokal. Kata Moroe, “Dalam 25 tahun terakhir kita telah menghadapi berbagai tantangan, tapi yang penting adalah hubungan kuat dan persahabatan antara kedua negara kita sangat kuat. Karena itu pemerintah kami mengutuk dengan keras aksi kekerasan terhadap siapapun.”

Investasi besar Afrika Selatan menciptakan banyak lapangan kerja bagi warga Nigeria, tapi banyak warga Nigeria terus menuntut diakhirinya operasi bisnis Afrika Selatan di Nigeria. (ii/jm)

Recommended

XS
SM
MD
LG