Tautan-tautan Akses

Nigeria Harus Berhati-hati dalam Menindak Kelompok Boko Haram


Petugas keamanan Nigeria berpatroli pada peringatan Idul Adha di ibukota Abuja (11/06)
Petugas keamanan Nigeria berpatroli pada peringatan Idul Adha di ibukota Abuja (11/06)

Para pendukung HAM dan pakar Nigeria menyerukan agar pasukan keamanan berhati-hati dalam menanggapi kekerasan oleh kelompok Islam ekstrimis di wilayah utara Nigeria baru-baru ini.

Human Rights Watch (HRW) mendesak pihak berwenang Nigeria untuk bertindak cepat menghukum mereka yang terlibat kejahatan mengerikan yang menewaskan sedikitnya 100 orang di wilayah utara negara bagian Yobe 4 November lalu.

Para pelaku telah dikenal sebagai kelompok Islam ekstrimis yang dijuluki oleh pihak berwenang Nigeria dan media sebagai Boko Haram (Bahasa Hausa yang artinya 'Pendidikan barat haram').

Kelompok ekstrimis mengatakan ingin menerapkan hukum syariah atau hukum Islam dengan ketat di wilayah utara Nigeria. Kelompok itu mengatakan akan melanjutkan upaya yang disertai kekerasan itu hingga pasukan keamanan Nigeria berhenti menganiaya anggota kelompok itu dan warga sipil yang rentan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan minggu ini, HRW mengatakan Boko Haram terlibat dalam serangan yang telah menewaskan 425 orang lebih tahun ini. Jumlah ini termasuk petugas polisi, tentara, pemuka masyarakat, politisi, ulama-ulama Islam, pastor-pastor Kristen dan jemaat gereja.

Lembaga yang berkantor di New York tersebut juga memperingatkan agar polisi dan militer Nigeria tidak melakukan pelanggaran. Ratusan orang tewas dalam penumpasan pemberontak tahun 2009. HRW mengatakan telah mendokumentasikan sejumlah pelanggaran termasuk eksekusi tanpa diadili.

William Minter, redaktur buletin Africa Focus yang telah mengikuti perkembangan Nigeria dengan cermat mengatakan pasukan keamanan Nigeria harus mengerti prilaku mereka bisa memicu masalah.

Ia mengatakan, “Kalau sejumlah orang terbunuh atau ditangkap dan pada saat yang sama membuat penduduk marah, akibatnya jumlah yang direkrut akan bertambah. Itu akan membuat (pemberontakan) semakin meningkat. Mengabaikan masalah dasar yang struktural adalah penyebab munculnya berbagai ketidakpuasan tersebut.”

Nigeria telah mengambil tindakan hukum dalam menanggapi kasus-kasus pelanggaran tertentu. Awal tahun ini, lima petugas polisi yang terkait dengan pembunuhan pemimpin Boko Haram Mohammed Yusuf dan beberapa pengikutnya tahun 2009 dihukum.

Tetapi para pakar mengatakan pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah kemiskinan dan korupsi yang memicu berkembangnya ekstrimisme dan dukungan penduduk lokal terhadap kelompok itu. John Campbell, yang telah meneliti dan menulis mengenai Nigeria untuk kelompok LSM independen, Council on Foreign Relations mengatakan banyak kemarahan yang terjadi.

Kerusuhan meletus di sebagian wilayah Nigeria utara pasca pemilu presiden bulan April lalu yang dimenangkan Presiden Goodluck Jonathan, yang berasal dari wilayah selatan yang kaya minyak. Wilayah Nigeria selatan juga mengalami kekerasan selama beberapa tahun oleh kelompok yang mengatakan kekayaan minyak tidak dibagi dengan adil.

XS
SM
MD
LG