Tautan-tautan Akses

Netanyahu Picu Kemarahan Karena Kaitkan Palestina dengan 'Holocaust'


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers di kantornya di Yerusalem (20/10). (AP/Sebastian Scheiner)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers di kantornya di Yerusalem (20/10). (AP/Sebastian Scheiner)

Netanyahu mengatakan bahwa seorang tokoh Muslim di Yerusalem telah meyakinkan Adolf Hitler untuk memusnahkan Yahudi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memicu kontroversi hari Rabu (21/10), beberapa jam sebelum kunjungan ke Jerman, dengan mengatakan bahwa seorang tokoh Muslim di Yerusalem telah meyakinkan Adolf Hitler untuk memusnahkan Yahudi.

Dalam pidato di Kongres Zionis Selasa malam, Netanyahu mengacu pada serangkaian serangan oleh Muslim terhadap Yahudi di Palestina tahun 1920an yang menurutnya dihasut oleh Mufti Yerusalem saat itu, Haj Amin al-Husseini.

Husseini diketahui terbang mengunjungi Hitler di Berlin tahun 1941, dan Netanyahu mengatakan pertemuan itu instrumental dalam keputusan pemimpin Nazi itu untuk meluncurkan kampanye untuk membinasakan Yahudi.

"Hitler tidak ingin memusnahkan Yahudi saat itu, ia ingin mengusir mereka," ujar Netanyahu dalam pidatonya. "Dan Haj Amin al-Husseini mengatakan kepada Hitler, 'Jika Anda mengusir mereka, mereka akan datang ke sini.'

"'Jadi apa yang harus saya lakukan terhadap mereka?'" kata Netanyahu mengutip pertanyaan Hitler pada sang mufti, yang menjawab dengan: "Bakar mereka."

Netanyahu, yang ayahnya merupakan sejarawan terkemuka, dengan segera dikuliahi oleh para politisi oposisi dan ahli mengenai Holocaust, atau genosida atas Yahudi, yang mengatakan ia telah memutarbalikkan catatan sejarah.

Para pejabat Palestina mengatakan Netanyahu tampak membebaskan Hitler dari kejahatan pembunuhan enam juta Yahudi untuk menyalahkannya pada Muslim. Twitter dibanjiri dengan kritikan.

"Ini hari yang menyedihkan dalam sejarah ketika pemimpin pemerintahan Israel begitu bencinya dengan tetangganya sampai mau membebaskan penjahat perang paling buruk dalam sejarah, Adolf Hitler, dari pembunuhan enam juta Yahudi," ujar Saeb Erekat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

"Tuan Netanyahu harus berhenti menggunakan tragedi kemanusiaan ini untuk kepentingan politiknya," ujar Erekat, kepala perunding Palestina dengan Israel.

Seorang juru bicara pemerintah Jerman, saat ditanya tentang komentar Netanyahu, mengatakan Holocaust adalah tanggung jawab Jerman dan tidak perlu ada pandangan lain tentang hal itu.

Menanggapi kecaman terhadapnya, Netanyahu mengatakan Rabu bahwa ada "banyak bukti" untuk mendukung tuduhannya terhadap Husseini, termasuk kesaksian seorang deputi Adolf Eichmann, arsitek Holocaust, pada sidang kejahatan perang Nuremberg setelah Perang Dunia II.

Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantornya, tidak menyebut nama deputi tersebut, tapi ia kelihatannya mengacu pada asisten Eichmann, Dieter Wisliceny, yang dikutip dalam berita-berita pada akhir 1940an bahwa ia mengatakan di pengadilan bahwa Husseini berulang kali menyarankan pemusnahan Yahudi Eropa kepada para pemimpin Nazi.

Bahkan Menteri Pertahanan Israel, sekutu dekat Netanyahu, Moshe Yaalon, mengatakan perdana menteri itu keliru.

"Jelas bukan dia (Husseini) yang menciptakan Solusi Final," ujar Yaalon kepada Radio Angkatan Darat Israel. "Itu gagasan keji Hitler sendiri."

Tidak jelas sumber-sumber mana yang dipakai oleh Netanyahu. Sebuah buku terbitan tahun 1947 yang berjudul "Mufti Yerusalem" dan sebuah laporan surat kabar saat itu mengatakan mantan deputi Hitler bersaksi di sidang kejahatan perang Nuremberg bahwa Husseini telah merencanakan dengan pemimpin Nazi itu untuk menyingkirkan Yahudi dari Eropa.

Husseini dicari untuk sidang kejahatan perang tapi tidak pernah muncul di Nuremberg dan kemudian meninggal di Kairo.

Catatan Sejarah

Namun beberapa sejarawan mengatakan Netanyahu menyimpangkan garis waktu sejarah dan menarik kesimpulan yang keliru.

Pertemuan antara Husseini dan Hitler di Berlin terjadi pada 28 November 1941. Lebih dari dua tahun sebelumnya, pada Januari 1939, Hitler telah berpidato di parlemen Reichstag dan secara jelas mengemukakan tekadnya memusnahkan ras Yahudi.

"Mengatakan bahwa mufti itu adalah pihak pertama yang mengemukakan pada Hitler ide untuk membunuh atau membakar Yahudi adalah tidak benar," ujar Dina Porat, profesor di Tel Aviv University dan kepala ahli sejarah Yad Vashem, museum Holocaust Israel, kepada Radio Israel.

"Ide untuk menyingkirkan Yahudi dari dunia merupakan tema sentral ideologi Hitler untuk waktu yang sangat lama sebelum ia bertemu mufti tersebut."

Porat dan yang lainnya menyatakan bahwa pembunuhan Yahudi dimulai bulan Juni 1941. Bahkan jika memang mufti tersebut ingin Solusi Final diperluas, ia bukanlah yang muncul dengan ide tersebut.

"Untuk seseorang yang tahu sejarah dan tumbuh dalam rumah Profesor Benzion Netanyahu, ia seharusnya paham," ujar Porat tentang perdana menteri. "Tapi menurut pendapat saya, mengatakan mufti itu memberi ide tersebut pada Hitler adalah keliru." [hd]

XS
SM
MD
LG