Tautan-tautan Akses

Negara-negara Kuat Upayakan Dukungan DK PBB untuk Masalah Suriah


Sekjen PBB Ban Ki-moon, kiri, dan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry berbicara sebelum pertemuan untuk mengupayakan dukungan bagi Suriah di sebuah hotel di New York, 18 Desember 2015.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, kiri, dan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry berbicara sebelum pertemuan untuk mengupayakan dukungan bagi Suriah di sebuah hotel di New York, 18 Desember 2015.

Perwakilan negara-negara berpengaruh berkumpul di New York untuk melangsungkan putaran ketiga pembicaraan mengenai transisi politik di Suriah, beberapa pekan sebelum perundingan yang ditengahi PBB antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi yang moderat.

Angkasa di atas Suriah ramai belakangan ini. Pesawat-pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat terbang menggempur target-target ISIS. Secara terpisah, pasukan udara Rusia juga menjalankan misi tempur di wilayah udara negara itu, sebuah usaha yang diklaim Moskow juga menarget ISIS, namun menurut banyak analis ditujukan untuk memperkokoh rezim Suriah. Sementara Rusia mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, Amerika mengatakan ia pada akhirnya harus mundur.

Amerika Serikat, negara-negara Timur Tengah dan negara-negara Eropa telah bertemu dua kali di Wina dalam beberapa bulan terakhir sebelum pertemuan putaran ketiga pekan ini di PBB.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan memimpin sidang Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah. Sidang ini berlangsung setelah pertemuan Kerry dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebelumnya pekan ini yang menurut Kerry menghasilkan sejumlah kemajuan.

"Kami hari ini mencapai kesepahaman dan kesepakatan menyangkut kompleksitas masalah kelompok-kelompok teroris," ujarnya.

Kelompok yang menamakan diri mereka Kelompok Internasional Pendukung Suriah ini berharap bisa mengidentifikasi kelompok-kelompok teroris yang akan dilarang terlibat dalam kesepakatan gencatan senjata, dan kelompok-kelompok oposisi Suriah yang akan berpartisipasi dalam dialog politik dengan pemerintah Suriah.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatakan, "Apa yang penting saat ini, sebagaimana disepakati dalam pembicaraan putaran pertama dan kedua di Wina, kita harus bisa memberlakukan gencatan senjata secara nasional di Suriah sesegera mungkin."

Negara-negara yang diundang dalam pembicaraan hari Jumat berpartisipasi dalam perundingan-perundingan sebelumnya di Wina, termasuk Rusia dan Iran. Para perunding berharap bisa menghasilkan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan mendukung rencana bagi transisi politik dan gencatan senjata.

Jessica Ashooh, pakar masalah Timur Tengah dari The Atlantic Council mengatakan, "Pembicaraan hari Jumat dan resolusi yang mungkin, atau mungkin tidak, dihasilkan dalam pembicaraan hari Jumat akan menetapkan apakah konflik Suriah akan diselesaikan segera atau masih akan berlarut-larut."

Ashooh mengatakan, jika diterima, resolusi itu akan menjadi resolusi Dewan Keamanan PBB yang pertama mengenai situasi politik Suriah sejak dimulainya krisis pada tahun 2011. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG