Tautan-tautan Akses

Negara-negara Giat Bendung Aliran Uang Korupsi ke Luar Negeri


Deplu AS menggalang inisiatif internasional untuk membendung korupsi dan memulangkan dana publik yang dicuri (foto: ilustrasi).
Deplu AS menggalang inisiatif internasional untuk membendung korupsi dan memulangkan dana publik yang dicuri (foto: ilustrasi).

Walaupun usaha terus dilakukan untuk mengekang korupsi, milyaran dolar terus mengalir secara gelap dari negara-negara di seluruh dunia. Ini telah menimbulkan berbagai usaha internasional untuk membendung korupsi dan memulangkan dana yang dicuri, termasuk sebuah pertemuan baru Departemen Luar Negeri Amerika yang bertujuan untuk mencari solusi dengan bekerjasama bagi penanggulangan praktek-praktek yang korup.

Amerika bersama Inggris menjadi tuan rumah Forum Sedunia untuk Pengembalian Asset atau Global Forum on Asset Recovery yang disingkat GFAR, sebelumnya pekan ini, menjelang Hari Anti Korupsi Internasional tanggal 9 Desember.

Forum tersebut mempertemukan para penyidik dan jaksa dari 26 yurisdiksi seluruh dunia untuk menegakkan hubungan kerjasama yang akan mempermudah untuk menuntut para penjahat dan mengembalikan asset yang dicuri. Para hadirin membicarakan pembelajaran kasus dari 4 negara, termasuk Nigeria dan Tunisia.

Robert Leventhal, wakil direktur Kantor Program Anti-Kejahatan di Departemen Luar Negeri Amerika, mengatakan perlawanan terhadap korupsi menyumbang kepada perdamaian dan kestabilan di seluruh dunia.

Leventhal yakin bahwa usaha Amerika melawan korupsi memainkan peran yang menentukan dalam mendukung kekuasaan hukum dan bahkan memerangi terorisme. Usaha tersebut mencakup pemulangan $150 juta dana yang hilang dan pembekuan $3,5 milyar asset yang terkait dengan korupsi asing sejak tahun keuangan tahun 2016.

“Korupsi dapat membuka pintu bagi kejahatan yang terorganisasi transnasional dan kelompok-kelompok ektrimis yang memanfaatkan kekecewaan rakyat untuk tujuan mereka sendiri,” katanya. [gp]

XS
SM
MD
LG