Tautan-tautan Akses

Narkoba Sintetis Jenis Baru Bermunculan di Asia


Dua kantong shabu dan pil metamfetamin yang diselundupkan dari Myanmar ditampilkan dalam jumpa pers di Bangkok. (Foto: Dok)
Dua kantong shabu dan pil metamfetamin yang diselundupkan dari Myanmar ditampilkan dalam jumpa pers di Bangkok. (Foto: Dok)

Sistem hukum di banyak negara tidak cukup cepat bertindak terhadap munculnya senyawa-senyawa psikoaktif baru seperti mariyuana sintetis dan katinon sintetis.

Metamfetamin adalah narkoba pilihan di Asia, namun narkoba sintetis baru telah bermunculan di wilayah ini, dan pihak berwenang bermain kejar-kejaran dengan para penjual, ujar para pejabat lembaga anti-narkoba internasional, Selasa (1/4).

Joseph Reagan, direktur regional badan pemberantasan narkoba AS untuk wilayah timur jauh, mengatakan sistem hukum di banyak negara tidak cukup cepat bertindak menghadapi munculnya senyawa-senyawa psikoaktif baru seperti mariyuana sintetis dan katinon sintetis, terkadang disebut garam mandi. Saat pembuat hukum menetapkan senyawa spesifik sebagai terlarang, para penjual mengubah satu molekul kimia untuk membuat narkoba yang untuk sementara legal.

Reagan berbicara dalam konferensi pemberantasan narkoba di Manila, di mana wakil dari 19 negara membahas penyelidikan dan cara spesifik untuk menyasar para penjual narkoba.

Ia mengatakan Amerika Serikat memiliki masalah signifikan dengan narkoba sintetis, yang juga telah ditemukan di Indonesia, Malaysia, Jepang, Korea Selatan dan Filipina.

Di Filipina, para penjual narkoba telah menciptakan Fly High, campuran dari tablet Ecstasy yang dilumatkan, meth kristal atau shabu, dan Viagra. Narkoba ini dijual seharga 3.000 peso atau sekitar US$67 per kapsul, menurut kepala Badan Pemberantasan Narkoba Filipina Arturo Cacdac Jr.

"Saya kira (narkoba-narkoba) ini selalu ada dalam bentuk tertentu, namun yang disadari oleh para bandar adalah bahwa hal ini merupakan alat sukses karena sangat sulit menanggulangi isu ini," ujar Reagan.

"Jadi selalu ada tren di mana banyak penjualan senyawa-senyawa sintetis."

Lembaga PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan jumlah senyawa psikoaktif baru yang dilaporkan oleh para negara anggota naik dari 166 pada akhir 2009 menjadi 350 pada Agustus 2013. Jumlah negara yang melaporkan kemunculan senyawa-senyawa tersebut naik dari 70 pada pertengahan 2012 menjadi hampir 90 pada Agustus 2013.

"Kami terus berkejar-kejaran seiring perubahan formula-formula ini, yang sangat berbahaya bagi para pengguna," ujar Reagan. (AP)
XS
SM
MD
LG