Tautan-tautan Akses

Museum Auschwitz Luncurkan Upaya Lestarikan 8.000 Sepatu Anak-anak Korban Nazi


Para pengunjung di Museum Auschwitz-Birkenau di Oswiecim, Polandia (foto: dok).
Para pengunjung di Museum Auschwitz-Birkenau di Oswiecim, Polandia (foto: dok).

Museum Auschwitz-Birkenau di Polandia telah meluncurkan upaya dua tahun untuk melestarikan 8.000 sepatu milik anak-anak sebelum mereka dibunuh di kamp kematian Nazi Jerman. Secara keseluruhan, sekitar 110.000 sepatu korban masih berada di Auschwitz.

Banyak di antara sepatu itu rusak dan dalam keadaan membusuk, tetapi sepatu-sepatu itu bertahan sebagai wasiat mengharukan untuk nyawa yang direnggut secara brutal.

Kamp kematian Auschwitz-Birkenau di Polandia adalah salah satu yang paling terkenal yang didirikan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua. Kamp maut itu memainkan peran utama dalam genosida Nazi terhadap lebih dari enam juta orang Yahudi, sekitar dua pertiga populasi Yahudi Eropa, serta ribuan orang dari minoritas lainnya.

Pada hari Minggu, 14 Mei, di laboratorium konservasi modern di Auschwitz, Kepala Koleksi, Elżbieta Cajzer menunjukkan sepatu cokelat kecil yang pernah dipakai oleh seorang anak bernama Věra Vohryzková.

Dia mengatakan, “Dia adalah seorang anak perempuan, Vera, yang datang ke sini dengan transportasi dari Terezin bersama saudara laki-lakinya dan ibunya. Mereka semua meninggal. Sepatunya, tentu saja, tetap bersama kami. Setelah beberapa tahun, ketika kami mulai menyusun database prasasti dari koper, kami berhasil mengaitkan sepatu ini dengan koper ayah anak itu.”

Vera lahir pada 11 Januari 1939, dari keluarga Ceko Yahudi dan dikirim ke Auschwitz dari perkampungan kumuh Theresienstadt pada tahun 1943 bersama ibu dan saudara laki-lakinya. Ayahnya Max Vohryzek dikirim secara terpisah. Mereka semua tewas.

Pekerjaan konservasi museum itu adalah bagian dari upaya dua tahun yang diluncurkan bulan lalu untuk melestarikan 8.000 sepatu anak-anak. Pasukan Jerman membunuh 1,1 juta orang selama Perang Dunia II di bekas kamp konsentrasi dan pemusnahan itu. Sebagian besar korban adalah orang Yahudi yang dibunuh dalam upaya diktator Adolf Hitler untuk memusnahkan orang Yahudi di Eropa.

Kamp tersebut terletak di wilayah Polandia yang diduduki oleh pasukan Jerman dan dianeksasi menjadi bagian dari negara Jerman.

Kamp itu kini menjadi tugu peringatan dan museum yang dikelola oleh negara Polandia, yang menerima tanggung jawab secara serius untuk melestarikan bukti situs tersebut, di mana orang Polandia juga termasuk di antara para korban.

Pasukan Jerman menghancurkan bukti kekejaman mereka di Treblinka dan kamp-kamp lainnya, tetapi mereka gagal melakukan sepenuhnya di lokasi Auschwitz yang sangat besar saat mereka melarikan diri dari pasukan Soviet yang mendekat dalam kekacauan menjelang akhir perang.

Delapan dekade kemudian, beberapa bukti memudar dimakan waktu dan kerusakan akibat pariwisata massal.

Pekerja di laboratorium konservasi membersihkan debu dan kotoran dari sepatu, menggunakan kain lembut dan gerakan melingkar yang hati-hati pada kulit benda yang rapuh.

Sepatu-sepatu tersebut kemudian dipindai dan difoto di ruang sebelahnya dan dimasukkan ke katalog di database. Sepatu-sepatu dan sandal-sandal mungil itu sangat menyayat hati.

Gambar file yang diambil tepat setelah pembebasan oleh tentara Soviet pada Januari 1945 menunjukkan sekelompok anak-anak mengenakan seragam kamp konsentrasi Nazi di Oswiecim ( Auschwitz), Polandia (foto: dok).
Gambar file yang diambil tepat setelah pembebasan oleh tentara Soviet pada Januari 1945 menunjukkan sekelompok anak-anak mengenakan seragam kamp konsentrasi Nazi di Oswiecim ( Auschwitz), Polandia (foto: dok).

Mirosław Maciaszczyk, spesialis konservasi dari laboratorium konservasi museum itu mengatakan, “Sepatu anak-anak adalah objek yang paling mengharukan bagi saya karena tidak ada tragedi yang lebih besar daripada tragedi anak-anak. Sepatu adalah objek yang sangat dekat dengan seseorang. Sepatu adalah jejak seorang anak, dan terkadang itu adalah satu-satunya jejak yang tersisa dari seorang anak.”

Maciaszczyk mengatakan bahwa dia dan pekerja konservasi lainnya tidak pernah melupakan tragedi kemanusiaan di balik sepatu-sepatu tersebut, bahkan saat mereka fokus pada aspek teknis pekerjaan konservasi yang mereka lakukan.

Museum ini mampu melestarikan sekitar 100 sepatu dalam seminggu, dan telah memproses 400 sepatu sejak proyek dimulai bulan lalu. Tujuannya bukan untuk membuat sepatu-sepatu itu kembali ke keadaan semula, tetapi untuk membuat sepatu-sepatu tersebut sedekat mungkin dengan kondisi ketika ditemukan pada akhir perang.

Sebagian besar sepatu adalah objek tunggal. Jarang ada pasangan yang masih terikat tali sepatu.

Tahun lalu, pekerja konservasi sepatu dewasa menemukan uang kertas 100 lira Italia di sepatu hak tinggi wanita yang juga dicetak dengan nama Ranzini, yang merupakan produsen sepatu di Trieste.

Pemiliknya kemungkinan besar adalah orang Italia, tetapi tidak ada hal lain yang diketahui tentang sepatu itu.

Sebelum pasukan keamanan Jerman SS mengirim orang ke kamar gas, mereka memerintahkan semua korban untuk menanggalkan pakaian. Mereka diberi tahu bahwa mereka akan mandi untuk didisinfeksi.

Museum Auschwitz Luncurkan Upaya untuk Lestarikan 8.000 Sepatu Anak-anak Korban Nazi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:27 0:00

Kembali Elżbieta Cajzer, kepala departemen koleksi museum Auschwitz menjelaskan, “Kami dapat membayangkan berapa banyak orang yang datang ke sini, berharap mereka dapat memakai sepatu itu kembali setelah mandi. Mereka mengira akan mengambil kembali sepatu mereka dan akan terus menggunakannya. Tapi mereka semua tewas di kamar gas pembantaian.”

Dalam kebanyakan kasus, sepatu dan harta benda lainnya dikumpulkan oleh pasukan Jerman dan bahan-bahannya digunakan untuk membantu Jerman dalam upaya perangnya.

Sebanyak 110.000 sepatu dalam koleksi di museum itu – meski jumlah itu sangat besar – kemungkinan besar hanya berasal dari transportasi terakhir ke kamp itu, menurut Cajzer.

Baik Cajzer maupun Maciaszczyk mengatakan bahwa tidak mungkin menyimpan sepatu selamanya, tetapi tujuannya adalah untuk melestarikannya untuk tahun-tahun mendatang. [lt/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG