Tautan-tautan Akses

Moskow Interogasi Tersangka Penyerang, AS Bantah Klaim Ukraina Terlibat


Dua tersangka penembakan Balai Kota Crocus pada hari Jumat dikawal di dalam markas Komite Investigasi Rusia di ibu kota Moskow, Minggu (24/3).
Dua tersangka penembakan Balai Kota Crocus pada hari Jumat dikawal di dalam markas Komite Investigasi Rusia di ibu kota Moskow, Minggu (24/3).

Pihak berwenang Rusia membawa keempat tersangka yang ditahan dalam kasus serangan di gedung konser Moskow ke gedung Komisi Penyelidik Rusia hari Minggu (24/3) untuk diinterogasi lebih lanjut.

Para tersangka pelaku serangan teroris di gedung konser di dekat Moskow, Rusia, Jumat (22/3) lalu yang menewaskan sedikitnya 137 orang, diinterogasi lebih lanjut oleh pihak berwenang Rusia. Sementara itu, Wapres AS Kamala Harris membantah klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Ukraina terlibat dalam serangan tersebut.

Juru bicara Komisi Penyelidik Rusia Svetlana Petrenko mengatakan, “Penyelidikan sedang dilakukan terhadap para tersangka dalam serangan teroris ini. Penyelidik akan segera mengambil langkah untuk melakukan tindakan pencegahan berupa penahanan terhadap empat tersangka.”

Svetlana menambahkan, dari 137 korban tewas yang ditemukan di lokasi serangan, termasuk tiga anak-anak, baru 62 orang yang diidentifikasi. Tes genetika sedang dilakukan untuk mengenali korban lainnya.

Igor Pogodaev belum menemukan istrinya, yang menonton konser di gedung itu sewaktu serangan terjadi.

Istrinya, Yana Pogodaeva, berhenti membalas pesan teksnya setelah sempat mengirim dua foto dari dalam gedung konser.

Setelah mendengar berita penembakan massal ke arah para penonton, Igor bergegas ke lokasi, tetapi tidak berhasil menemukan istrinya di dalam sejumlah ambulans atau di antara ratusan orang yang berhasil keluar dari gedung tersebut.

Igor juga belum menemukan istrinya setelah berkeliling ke sejumlah rumah sakit di Moskow dan sekitarnya. Nama Yana pun tidak ada dalam daftar korban luka maupun daftar korban jiwa yang sudah teridentifikasi.

“Mereka (di pusat informasi) tidak memberi informasi apa pun, bahkan barusan, selagi saya menyetir dari rumah sakit di Sverdlovskaya. Saya tidak bisa pulang, saya tidak bisa sendirian, rasanya sangat sulit, jadi saya ke rumah teman. Setidaknya saya tidak sendirian.”

Media Rusia melaporkan para pelaku berkebangsaan Tajikistan, bekas republik Soviet di Asia Tengah yang berpenduduk mayoritas muslim dan berbatasan dengan Afghanistan. Sebanyak hampir 1,5 juta warga Tajikistan bekerja di Rusia dan banyak di antaranya juga memegang kewarganegaraan Rusia.

Kementerian Luar Negeri Tajikistan, yang membantah laporan awal media Rusia yang menyebut sejumlah warga Tajikistan lain diduga terlibat dalam serangan tersebut, tidak segera merespons permintaan tanggapan terkait penangkapan yang dilakukan Moskow.

Banyak warga Rusia garis keras menuntut tindakan keras terhadap imigran Tajikistan, akan tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya menolak gagasan tersebut. Ia mengatakan, “Tidak ada kekuatan yang dapat menabur benih pertikaian, kepanikan maupun perpecahan yang beracun dalam masyarakat kita yang memiliki etnis beragam.”

Putin mengumumkan hari berkabung nasional pada Minggu dan menyatakan bahwa langkah pengamanan tambahan telah diambil di seluruh Rusia.

Putin mengatakan otoritas Rusia menangkap keempat tersangka ketika berusaha melarikan diri ke Ukraina melalui “celah” yang sudah dipersiapkan untuk mereka di perbatasan sisi Ukraina.

Kyiv membantah dengan tegas klaim keterlibatan Ukraina dalam serangan di gedung konser Crocus City Hall, Kota Krasnogorsk itu. Kelompok ISIS afiliasi Afghanistan, yang dikenal dengan sebutan ISIS-K, juga telah mengaku bertanggung jawab melancarkan serangan tersebut.

Namun, Putin sama sekali tidak menyebut ISIS dalam pidatonya di hadapan rakyat Rusia. Kyiv menuduh Putin dan politisi Rusia lainnya secara sengaja dan keliru mengaitkan Ukraina dengan serangan tersebut untuk membakar semangat operasi militer Rusia di Ukraina, yang belum lama ini memasuki tahun ketiga.

Sementara itu, pejabat intelijen AS membenarkan klaim yang dibuat afiliasi ISIS sebelumnya.

Dalam wawancara eksklusif dengan ABC News hari Sabtu (23/3), Wakil Presiden AS Kamala Harris menegaskan kembali penolakan AS atas klaim Putin yang menyebut Ukraina terlibat dalam serangan itu. Harris menegaskan, tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Ukraina.

“Tidak, tidak ada bukti apa pun. Kenyataannya, yang kami ketahui adalah bahwa ISIS-K sebenarnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi.”

Jumlah korban tewas yang mencapai 137 jiwa membuat serangan itu paling banyak menelan korban di Rusia setelah bertahun-tahun. Pihak berwenang mengatakan jumlah itu masih bisa bertambah. [rd/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG