Tautan-tautan Akses

Moderna Mulai Uji Coba Vaksin COVID-19 pada Anak-anak


Moderna akan memberikan vaksin kepada sekitar 6.750 anak-anak di AS dan Kanada. (Foto: Ilustrasi)
Moderna akan memberikan vaksin kepada sekitar 6.750 anak-anak di AS dan Kanada. (Foto: Ilustrasi)

Moderna, perusahaan farmasi berbasis di AS, telah memulai uji coba vaksin COVID-19 dua dosisnya pada anak-anak kecil untuk mengetahui apakah vaksinasi harus diperluas pada anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Perusahaan ini akan memvaksinasi sekitar 6.750 anak-anak di AS dan Kanada yang berusia antara enam bulan dan 12 tahun. Dosis itu akan diberikan dalam rentang waktu 28 hari sehingga para peneliti dapat memantau efek samping vaksin dan menentukan efektivitas akhirnya.

Penelitian ini dilakukan dalam kolaborasi bersama Institut Alergi dan Penyakit-Penyakit Menular Nasional, yang membantu Moderna dalam pengembangan vaksin itu.

Dosis akan diberikan dalam rentang waktu 28 hari.
Dosis akan diberikan dalam rentang waktu 28 hari.

Moderna telah melakukan penelitian terpisah mengenai keamanan dan efektivitas vaksin sejak Desember yang melibatkan 3.000 anak-anak berusia antara 12 dan 18 tahun.

Dalam perkembangan terkait, pemerintah Vietnam menyatakan vaksin yang dikembangkan di dalam negerinya, Nanocovax, akan tersedia pada akhir tahun ini.

Vietnam telah mengimunisasi lebih dari 15 ribu warganya dengan vaksin Oxford-AstraZeneca bulan ini, dan sedang bernegosiasi untuk membeli lebih banyak lagi vaksin dari Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson serta pembuat vaksin Sputnik V Rusia.

PM Australia Scott Morrison, Rabu (17/3), mengumumkan bahwa negara itu akan mengirimkan sekitar 8.000 dosis vaksin Oxford-AstraZeneca dalam persediaannya ke negara tetangga Papua Nugini, yang sedang berjuang mengatasi penyebaran penyakit itu yang terus meningkat.

PM Morrison juga meminta Uni Eropa dan AstraZeneca agar mengirimkan satu juta dosis vaksin ke Papua Nugini yang telah dibeli Canberra.

Uni Eropa baru-baru ini memblokir pengiriman lebih dari 250 ribu dosis vaksin Oxford-AstraZeneca ke Australia untuk membantu mengatasi kekurangan vaksin yang akut di Eropa, ditambah lagi Australia pada umumnya berhasil menanggulangi penyebaran virus corona.

Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly mengatakan kepada wartawan bahwa separuh dari ibu hamil yang dirawat di rumah sakit di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby, positif terjangkit COVID-19. Kelly mengatakan sejumlah besar petugas layanan kesehatan garis depan juga terjangkit virus corona.

Morrison mengatakan seluruh perjalanan antara Australia dan Papua Nugini telah dihentikan. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG