Tautan-tautan Akses

Militer Pakistan: Tak Ada Teori Konspirasi AS di balik Penggulingan PM Imran Khan


Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (tengah) tiba di sebuah acara di Peshawar untuk memberikan pidato pertamanya setelah ia digulingkan dari kursi perdana menteri, pada 13 April 2022. (Foto: Reuters/Fayaz Aziz)
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (tengah) tiba di sebuah acara di Peshawar untuk memberikan pidato pertamanya setelah ia digulingkan dari kursi perdana menteri, pada 13 April 2022. (Foto: Reuters/Fayaz Aziz)

Militer Pakistan pada Kamis (14/4) menepis tuduhan Imran Khan, perdana menteri Pakistan yang digulingkan, bahwa Amerika Serikat telah bersekongkol untuk menggulingannya dalam mosi tidak percaya di parlemen.

Khan, 69, yang memimpin negara Asia Selatan bersenjata nuklir dengan populasi 220 juta jiwa itu selama 3,5 tahun, menuding Washington menyokong penggulingannya karena ia mengunjungi Moskow, melawan saran AS.

Washington telah membantah tuduhan itu.

Khan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari lalu, bertepatan dengan hari pertama invasi Rusia ke Ukraina.

Awalnya, Khan memblokir mosi tidak percaya di parlemen dengan mengatakan bahwa forum para pemimpin sipil dan militer, Komite Keamanan Nasional, telah mendukung dugaan konspirasi tersebut.

Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Babar Iftikhar, membantahnya.

“Anda dapat melihat dengan jelas apakah ada kata konspirasi dalam pernyataan itu? Saya rasa tidak,” katanya dalam konferensi pers, mengacu pada pernyataan Komite Keamanan Nasional bulan ini yang telah menyatakan keprihatinan atas bahasa nondiplomatik yang digunakan dalam siaran kabel dari sebuah “negara asing,” yang secara luas diasumsikan sebagai Amerika Serikat, mengenai mosi tidak percaya.

Majelis rendah parlemen Pakistan akhirnya memberikan suara untuk mendukung pencopotan Khan dari jabatannya pada 10 April lalu.

Partai-partai oposisi dan analis mengatakan, militer membantu Khan memenangkan pemilu tahun 2018, pernyataan yang dibantah keduanya. Akan tetapi, dukungan itu memudar setelah terjadi perselisihan mengenai penunjukan kepala intelijen Pakistan berikutnya akhir tahun lalu.

Mantan Menteri Informasi di Kabinet Khan, Fawad Chaudhry, menyerukan pembentukan komisi yudisial untuk menyelidiki tuduhan bahwa AS berkonspirasi untuk menggulingkan Khan.

Babar juga mengklarifikasi bahwa AS tidak pernah meminta pangkalan militer di Pakistan setelah penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan Agustus lalu.

Partai Khan mengatakan bahwa Washington berbalik melawannya setelah ia mengatakan “tentu saja tidak” dalam sebuah wawancara televisi, ketika ditanya apakah ia akan memberi pangkalan kepada Amerika.

Khan telah menyiarkan tuduhan konspirasi itu dalam berbagai penampilannya di hadapan publik dan menuntut digelarnya pemilihan cepat.

Pemilu legislatif Pakistan berikutnya dijadwalkan digelar tahun 2023. [rd/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG