Tautan-tautan Akses

Menlu AS Tillerson: Perlu Pendekatan Berbeda Terkait Nuklir Korut


Menlu AS Rex Tillerson bersama Menlu Fumio Kishida di Iikura, Tokyo, 16 Maret 2017. (Toru Yamanaka/Pool Photo via AP)
Menlu AS Rex Tillerson bersama Menlu Fumio Kishida di Iikura, Tokyo, 16 Maret 2017. (Toru Yamanaka/Pool Photo via AP)

Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson mengatakan “pendekatan berbeda jelas diperlukan” setelah gagalnya upaya-upaya diplomatik selama 20 tahun ini untuk mencegah Korea Utara memiliki senjata nuklir.

Berbicara hari Kamis di Tokyo, yang mengawali lawatan pertamanya ke Asia sebagai menteri luar negeri, Tillerson mengatakan salah satu alasan ia berada di kawasan itu adalah untuk bertukar pandangan dengan Jepang, Korea Selatan dan China mengenai cara-cara lain yang perlu diajukan.

Dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida, Tillerson mengatakan, Korea Utara dan rakyatnya tidak perlu takut terhadap Amerika Serikat atau negara-negara tetangga mereka di kawasan yang hanya ingin hidup berdampingan secara damai dengan Korea Utara. Karena itu, Amerika Serikat meminta Korea Utara untuk meninggalkan program-program nuklir dan misil balistiknya serta menahan diri dari provokasi lainnya.

Ia lebih lanjut menjanjikan komitmen Amerika untuk membela Jepang dan sekutu-sekutu lainnya yang tak tergoyahkan.

Tillerson bertolak ke Korea Selatan pada hari Jumat dan kemudian menuju persinggahan terakhirnya di China, di mana agendanya mencakup pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.

Tillerson Kamis mengatakan China berperan sangat penting dalam upaya-upaya mendorong Korea Utara agar meninggalkan program nuklirnya. Ia juga mendorong China agar menerapkan sepenuhnya sanksi-sanksi PBB untuk menekan pemerintah Korea Utara.

Jepang dan Korea Selatan, yang menerima penempatan pasukan Amerika dan masuk jangkauan rudal Korea Utara, mendukung upaya-upaya Amerika untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Korea Utara.

Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika menyatakan ketiga sekutu itu, Rabu (15/3) melakukan latihan di perairan sebelah timur Semenanjung Korea dan di sebelah utara Jepang. Pembicaraan Tillerson dengan Xi juga akan meletakkan landasan bagi pertemuan antara Xi dan Presiden Donald Trump, yang diperkirakan akan berlangsung awal April di Florida.

Hanya satu wartawan yang mengikuti perjalanan Tillerson, tidak seperti rombongan wartawan dalam jumlah besar yang biasanya mengikuti perjalanan menteri luar negeri.

Erin McPike dari situs konservatif Independent Journal Review, dipilih untuk mengikuti perjalanan Tillerson kali ini. Menanggapi banyaknya pertanyaan mengenai itu, hari Rabu (15/3), penjabat juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner mengatakan McPike dipilih oleh sekelompok pengambil keputusan dalam upaya “mengambil pendekatan berbeda mengenai cara menangani peliputan menteri luar negeri.”

Ia berusaha meyakinkan bahwa media akan memiliki akses luas ke Tillerson, Ia mengatakan 23 wartawan, 17 di antaranya dari Amerika, akan mendapat akses pada acara dengan media. Ketika ditanya apakah McPike akan memiliki akses ke Tillerson sementara yang lainnya tidak demikian, Toner tidak menjawab tegas.

Departemen Luar Negeri semula mengatakan Tillerson tidak akan membawa wartawan bersamanya karena pesawatnya terlalu kecil. Ia akhirnya menumpangi Boeing 737, yang seharusnya dapat menampung sebagian wartawan yang biasa ikut, yang masing-masing diwajibkan membayar sendiri ongkos perjalanannya. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG