Tautan-tautan Akses

Menlu AS Dorong Kebijakan Energi Bersih, Investasi Terbarukan


Menlu AS John Kerry memberikan pidato pada KTT Energi di New York, Selasa (5/4).
Menlu AS John Kerry memberikan pidato pada KTT Energi di New York, Selasa (5/4).

Menurut Menlu AS John Kerry, saat ini warga Amerika yang dipekerjakan oleh perusahaan energi terbarukan empat kali lebih banyak dibanding industri dengan bahan bakar fosil.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry hari Selasa (5/4) memuji kebijakan pemerintah tentang energi bersih dengan mengatakan warga Amerika yang dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan energi terbarukan empat kali lebih banyak dibanding industri yang menggunakan bahan bakar fosil. Ia merujuk pada sinyal yang menggembirakan yaitu meningkatnya investasi bersih lingkungan di dunia dan mencapai rekor tertinggi, meskipun harga minyak, batubara dan gas kini turun.

“Jangan salah! Ini bukan hanya terjadi di negara-negara industri. Faktanya negara-negara berkembang seperti China, India dan Brazil tahun lalu menanamkan investasi lebih banyak pada teknologi terbarukan dibanding negara-negara maju. China saja menanamkan investasi sebesar lebih dari 100 milyar dolar”, ujar Kerry dalam forum dialog energi bersih di New York.

Ia mengatakan bahkan negara-negara kaya minyak seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berkomitmen untuk melakukan diversifikasi penggunakan energi mereka, dan Kerry mengatakan mereka meningkatkan pangsa pasar energi terbarukan pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meskpun demikian hanya sekitar 10% energi terbarukan yang dihasilkan dunia karena infrastruktur energi yang ada. Kerry menyebut ini sebagai “tingkat ketidakefesienan yang tidak bisa ditolerir.”

Akhir tahun lalu, Kongres Amerika meloloskan perpanjangan keringanan pajak investasi dan produksi instalasi solar dan angin selama lima tahun lagi.

Pemerintah Amerika juga telah merampungkan aturan-aturan untuk membatasi jumlah polusi karbon yang dihasilkan oleh pembangkit listrik baru maupun yang sudah ada, sehingga mengakibatkan investasi sumber-sumber energi yang mencemari lingkungan itu kurang menarik dibanding alternatif yang lebih bersih.

Meskipun demikian upaya pemerintah untuk mendorong pilihan-pilihan energi bersih masih menemui hambatan politik. Misalnya, pemerintah negara bagian Florida menuntut pemerintahan Obama karena memberlakukan pembatasan polusi karbon pembangkit listrik.

“Jangan sampai gugatan hukum, pemilihan, dan transaksi bisnis mengubah kemajuan yang sudah kita capai sejauh ini, atau mengalihkan jalur yang telah kita perjuangkan guna mencapai energi bersih di masa depan,” tegas Kerry. [em]

XS
SM
MD
LG