Tautan-tautan Akses

Menlu AS di Israel, Janjikan Tindakan Baru Terhadap Gerakan Boikot


Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Kamis, 19 November 2020. (AP Photo / Maya Alleruzzo, Pool)
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Kamis, 19 November 2020. (AP Photo / Maya Alleruzzo, Pool)

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, Kamis (19/11), AS akan menganggap gerakan boikot yang dipimpin Palestina sebagai “anti-Yahudi” dan akan memutuskan dukungan pemerintah AS bagi organisasi-organisasi yang berpartisipasi dalam gerakan itu.

Pernyataan Pompeo itu bila direalisasikan bisa memutus pendanaan untuk Palestina dan kelompok-kelompok HAM internasional.

Pompeo menyatakan hal itu dalam kunjungannya ke Israel, di mana ia menjadi menteri luar negeri AS pertama yang mengunjungi permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Menlu AS Mike Pompeo (kedua dari kiri) tiba untuk pengarahan keamanan di Gunung Bental, Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, dekat perbatasan Israel-Suriah, Kamis, 19 November 2020.
Menlu AS Mike Pompeo (kedua dari kiri) tiba untuk pengarahan keamanan di Gunung Bental, Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, dekat perbatasan Israel-Suriah, Kamis, 19 November 2020.

Pompeo mengatakan ia juga mengunjungi Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dari Suriah dalam perang 1967 dan kemudian dianeksasi melalui sebuah tindakan yang tidak diakui masyarakat internasional.

“Kami akan menganggap kampanye BDS global anti-Israel sebagai anti-Yahudi,'' kata Pompeo, merujuk pada gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi.

“Kami akan segera mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi organisasi yang terlibat dalam gerakan BDS yang penuh kebencian dan menarik dukungan pemerintah AS untuk kelompok-kelompok tersebut,'' katanya, seraya menambahkan bahwa semua negara harus menganggap gerakan BDS sebagai kanker.

Penyelenggara BDS menganggap gerakan mereka sebagai cara tanpa kekerasan untuk memprotes kebijakan Israel terhadap Palestina yang meniru kampanye yang membantu mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. Gerakan ini hanya meraih sedikit keberhasilan setelah bertahun-tahun digelar, dan tidak berdampak pada ekonomi Israel.

Israel memandang BDS sebagai serangan terhadap eksistensinya, dan menganggapnya sebagai gerakan anti-Yahudi, tuduhan yang dibantah oleh penyelenggara gerakan itu.

Dalam sebuah pernyataan, gerakan BDS menegaskan kembali penolakannya terhadap “semua bentuk rasisme, termasuk rasisme anti-Yahudi''. Gerakan itu menuduh AS dan Israel berusaha membungkam usaha-usaha memperjuangkan hak-hak Palestina.

“Gerakan BDS memperjuangkan kebebasan, keadilan dan kesetaraan Palestina. Gerakan ini mendukung mereka yang berjuang untuk dunia yang lebih bermartabat, adil dan indah, '' kata sebuah pernyataannya.

“Dengan banyak mitra kami, kami akan menolak usaha McCarthyite untuk mengintimidasi dan menggertak para pembela HAM Palestina, Israel dan internasional agar menerima praktik apartheid dan kolonialisme,” lanjut pernyataan tersebut. Usaha McCarthyite adalah praktik membuat tuduhan subversi atau pengkhianatan tanpa mempertimbangkan bukti.

Pompeo tidak memberikan rincian tambahan mengenai rencana tersebut, dan tidak jelas organisasi mana yang berisiko kehilangan dana. Israel menuduh kelompok internasional seperti Human Rights Watch dan Amnesty International mendukung BDS, tuduhan yang mereka bantah.

Human Rights Watch, yang penelitinya dideportasi dari Israel tahun lalu karena pernyataan sebelumnya yang diduga mendukung BDS, tidak menyerukan untuk memboikot Israel tetapi mendesak perusahaan-perusahaan untuk berbisnis di permukiman Tepi Barat. Organisasi itu mengatakan, membuka bisnis di sana sama artinya dengan melakukan pelanggaran HAM. Amnesty tidak mengambil posisi dalam gerakan BDS. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG