Tautan-tautan Akses

Menhan Ingatkan Mahasiswa agar Tak Ikut Gerakan Mengganti Pancasila


Menhan Ryamizard Ryacudu menjadi narasumber materi bela negara dalam pembukaan masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, hari Selasa (13/8).
Menhan Ryamizard Ryacudu menjadi narasumber materi bela negara dalam pembukaan masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, hari Selasa (13/8).

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengingatkan mahasiswa agar tidak mengikuti paham-paham yang ingin mengganti Pancasila. Ryamizard menegaskan Indonesia didirikan bukan sebagai negara khilafah maupun negara berdasarkan Syariah, tapi sebagai negara kesatuan untuk menjadi wadah keberagaman.

Hal itu diungkapkan Menhah Ryamizard saat menjadi narasumber materi bela negara dalam pembukaan masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, hari Selasa (13/8). Para mahasiswa akan mengikuti kegiatan tersebut selama 5 hari.

“Ini bukan sekedar kuliah umum. Ini penekanan kepada mereka para mahasiswa agar tidak terpengaruh paham yang ingin mengganti Pancasila. Mereka tidak akan kenal menaikkan bendera. Hormat bendera itu kafir,” kata Ryamizard di hadapan lebih dari 8 ribu mahasiswa baru yang mengikuti acara itu di halaman gedung rektorat UNS Solo.

“Perjuangan kemerdekaan bangsa ini diraih dengan darah dan nyawa para pahlawan dari beragam suku dan agama. Tidak ada lagi khilafah atau NKRI bersyariah. Konsep syariah sudah jelas ada di sila pertama Pancasila tentang ketuhanan," ujarnya.

Ryamizard bilang mahasiswa menjadi benteng NKRI karena 20-30 tahun lagi, mereka akan menjadi pemimpin negara di masa mendatang.

Pernyataan Ryamizard muncul di tengah kekhawatiran mengenai penyebaran paham radikalisme, anti Pancasila, anti NKRI yang sudah masuk ke sekolah-sekolah, media sosial, dan perguruan tinggi.

Para mahasiswa baru mengikuti pembukaan masa orientasi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, hari Selasa (13/8).
Para mahasiswa baru mengikuti pembukaan masa orientasi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, hari Selasa (13/8).

Pekan lalu, Badan Intelijen Negara atau BIN merilis anak muda berusia 17-24 tahun rentan terpapar paham radikal dan teroris, karena masih dalam fase mencari jati diri sehingga mudah dipengaruhi. BIN memperkirakan antara 900 – 1.000 orang terpapar paham radikalisme. Dari jumlah tersebut, tidak semua berusia 17 – 24 tahun. Ada yang berusia di atas 24 tahun yang terlibat, tapi yang menjadi garis terdepan adalah usia 17-24 tahun.

Rektor UNS Solo Profesor Jamal Wiwoho mengatakan pihaknya melibatkan berbagai lembaga negara untuk mencegah penyebaran paham radikalisme di perguruan tinggi yang diklaim sebagai kampus benteng Pancasila ini.

"Dalam kegiatan mahasiswa baru ini, PPKMB UNS ini, ada berbagai materi tentang kebangsaan, Pancasila, dan bela negara. Kita gandeng BPIP, BNPT, Kemenhan untuk kegiatan mahasiswa baru," ujar Profesor Jamal. (ys/fw)

Menhan Ingatkan Mahasiswa Agar Tak Ikut Gerakan Mengganti Pancasila
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:51 0:00

Recommended

XS
SM
MD
LG