Tautan-tautan Akses

Mencari Nafkah dengan Main Lego


Anda kira Lego hanyalah mainan anak-anak? Nathan Sawaya membuktikan bahwa Lego bisa membentuk berbagai variasi bentuk.
Anda kira Lego hanyalah mainan anak-anak? Nathan Sawaya membuktikan bahwa Lego bisa membentuk berbagai variasi bentuk.

Siapa yang sangka mainan lego yang disukai oleh anak-anak bisa dijadikan mata pencaharian orang dewasa? Inilah yang dilakukan oleh Nathan Sawaya yang baru-baru ini mengadakan pameran karya seni legonya di Agora Gallery di New York.

Besar kemungkinan Anda mengenal mainan Lego, karena balok-balok berwarna merah, kuning dan biru itu sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja. Tapi tidak terbatas untuk kalangan muda, diperkirakan sekitar 400 juta orang akan bermain Lego tahun ini. Di tangan orang dewasa, Lego dapat menjadi sebuah karya seni. Nathan Sawaya adalah seniman berusia 37 tahun yang mengkhususkan diri bekerja dengan balok-balok yang memiliki tonjolan-tonjolan bulat pada permukaan atas dan rongga rongga pada permukaan bawah sehingga dapat melekat satu sama lain. Nathan mengatakan, "Jika sudah asyik, saya tidak ingat waktu dan bisa bekerja non-stop selama berjam-jam. Satu hal yang paling penting adalah sudah memiliki bayangan tentang apa yang akan diciptakan."

Menurut situs Lego, sejarah mainan yang cocok untuk usia muda hingga tua ini dimulai pada tahun 1932. Ole Kirk Christiansen, seorang tukang kayu dari Denmark, mempunyai perusahaan yang memproduksi tangga, bangku, meja setrika dan mainan dari kayu. Baru dua tahun kemudian, ia memberi nama Lego pada mainan ciptaannya, yang diambil dari kependekan kata-kata Leg Godt, yang berarti bermain dengan baik dalam bahwa Denmark. Baru kemudian ia menyadari bahwa arti kata 'Lego' dalam bahasa latin adalah “saya membangun” atau “saya menyambungkannya."

Itulah pekerjaan sehari-hari Nathan Sawaya, salah seorang dari sedikit seniman Lego penuh waktu. Nathan sendiri mengatakan, "Bukan hanya hari biasa, tapi saya juga bekerja pada akhir pekan."

Nathan yang berkarya di rumahnya yang merangkap studionya di Manhattan. Ia sudah 19 tahun tinggal di New York. Lulusan Fakultas Hukum di New York University, Nathan yang sebelumnya berprofesi sebagai seorang pengacara, hanya memiliki sedikit waktu luang untuk hobinya bermain Lego. Untuk menyalurkan kegemarannya, ia membuat situs bernama brickartist.com. Nathan bercerita, "Suatu hari situs saya menerima terlalu banyak pengunjung, sehingga tidak bisa diakses."

Dari situ, Nathan menyadari bahwa banyak juga yang minat dengan karya seni dari Lego. Ia kemudian mengambil langkah berani untuk beralih profesi. Nathan mengatakan, "Walaupun pendapatan saya sekarang menurun, saya tidak menyesal."

Hari terburuk sebagai seorang seniman, menurut Nathan, masih lebih baik dari hari terbaik sebagai seorang pengacara. Nathan betul-betul mencintai profesi barunya. Setelah lima tahun malang melintang menciptakan berbagai karya seni, hasilnya sudah sering dipamerkan di berbagai galeri dan museum. Salah satu pameran yang diselenggarakan belum lama ini berlangsung di Finn Galery di negara bagian Connecticut. Karya yang dipajang ada yang menyerupai lukisan di mana ia mempergunakan lego sebagaimana seorang pelukis menggunakan cat.

Dalam menghasilkan karya seni tiga dimensi, Nathan mempergunakan Lego sebagaimana seorang pemahat menggunakan tanah liat atau perunggu dalam menciptakan patung atau bentuk lain. Beberapa pengunjung pameran lego, salah satunya adalah Wilma. Ia mengatakan, "Meskipun Nathan hanya menggunakan balok-balok yang berbentuk persegi panjang, ia dapat menghasilkan karya yang nampak ada bentuk bundar atau melengkung."

Vivian Chen, kurator Finn Gallery menyebut, "Keistimewan salah satu karya Nathan adalah yang menggambarkan seorang perenang. Di mana si perenang terlihat tengah mengayuh kakinya di dalam kolam. Yang sangat mengesankan dari karya ini adalah para pengunjung bisa merasakan ombak di kolam renang tersebut."

Karya seni ini terjual dengan harga 7500 dolar AS. Karya yang lebih besar bahkan bisa laku dengan harga puluhan ribu dolar, tetapi ada juga yang karyanya yang tidak dijual, seperti patung seorang seniman yang sedang berusaha keluar dari tubuh seorang pengacara. Nathan mengatakan, "Patung ini mencerminkan emosi pribadi saya."

Pameran karya seni Lego karya Nathan sekarang sedang berlangsung di Agora Gallery di New York. Namun, masih banyak penggemar seni Lego di kota lain, yang akan dapat menyaksikan kelihaian Nathan menyusun balok-balok Lego.

XS
SM
MD
LG