Tautan-tautan Akses

Menarik Minat Pemilih dalam Pilkada dengan TPS Unik


Prajurit Berjaga di Depan Tenda TPS 01 Magersari Kabupaten Sidoarjo pada Pilkada Jawa Timur 2018 (foto: Petrus Riski-VOA)
Prajurit Berjaga di Depan Tenda TPS 01 Magersari Kabupaten Sidoarjo pada Pilkada Jawa Timur 2018 (foto: Petrus Riski-VOA)

Pemilihan umum kepala daerah, legislatif maupun Presiden, selalu identik dengan memilih calon di tempat pemungutan suara (TPS). Namun, tingkat kehadiran warga yang memiliki hak suara untuk memilih seringkali tidak maksimal atau bahkan sangat rendah, sehingga suara warga yang tidak memilih jauh lebih tinggi dari warga yang menggunakan hak pilihnya. Kehadiran TPS unik menjadi salah satu cara untuk menarik minat warga agar mau datang dan memberikan hak suaranya.

Sejumlah umbul-umbul langsung menyambut warga yang berjalan kaki menuju TPS 01 Magersari, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. Sebuah gapura dengan gunungan wayang di kiri dan kanan menjadi pintu masuk bagi warga yang akan memberikan hak suaranya, pada Pilkada Jawa Timur 27 Juni 2018. Empat orang prajurit lengkap dengan tombak dan tameng, bersiaga di depan tenda TPS 01 Magersari. Sementara di dalam tenda, sembilan orang petugas di TPS berpakaian layaknya ksatria kerajaan.

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 01 Magersari, Kabupaten Sidoarjo, Sudirman mengungkapkan, dibuatnya tempat pemungutan suara (TPS) di kampungnya menjadi tenda kerajaan yang dihuni para ksatria dalam cerita pewayangan Mahabarata, bertujuan untuk menarik minat warga agar mau datang memberikan hak suaranya. Sudirman berharap, kehadiran banyak warga saat pemungutan suara, akan menjadi indikasi berhasilnya pesta demokrasi lima tahunan ini.

“Didasari pertama, di dalam hal ini kami juga memberikan penyemangat agar warga ini selalu penasaran dan selalu mau datang, karena kalau biasa-biasa saja kan seakan-akan tidak ada penyemangat. Kalau seperti ada pertunjukan, ada pawai budaya, mereka kan selalu datang. Maka kalau di sini dengan bentuk seperti ini mereka akan datang. Dengan ini maka bisa membuat pelaksanaan pemilihan itu bisa sukses,” ujar Sudirman.

Petugas KPPS di TPS 01 Magersari Kabupaten Sidoarjo Berpakaian Ksatria Kerajaan Hastinapura dan Mendesain TPS Seperti Tenda Kerajaan (foto: VOA/Petrus Riski)
Petugas KPPS di TPS 01 Magersari Kabupaten Sidoarjo Berpakaian Ksatria Kerajaan Hastinapura dan Mendesain TPS Seperti Tenda Kerajaan (foto: VOA/Petrus Riski)

Ide membuat TPS unik menyerupai kerajaan ini telah berjalan sejak sepuluh tahun lalu. Anggota KPPS 01 Magersari, Witjaksono menuturkan, properti untuk membuat TPS unik ini merupakan swadaya seluruh warga, yang setiap penyelenggaraan pemilu selalu menampilkan TPS unik dengan tema berbeda.

Menarik Minat Pemilih Dalam Pilkada Melalui TPS Unik
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:54 0:00

“Sebelumnya sudah punya, kita sudah menyiapkan itu sudah sekitar sepuluh tahun yang lalu, tapi yang ini ada yang sebagian yang baru. Jadi biasanya itu kita pakai untuk acara karnaval, jadi ini bekas karnaval, tiap tahun beda pasti beda. Biaya dari kita sendiri, swadaya, urunan masing-masing warga dari sini,” ujar Witjaksono.

Melalui TPS unik yang dibangun bersama-sama warga lainnya, Sudirman menyebut tingkat kehadiran memilih pada Pikada kali ini mencapai lebih dari 80 persen. Dari sekitar 400 DPT (daftar pemilih tetap) yang ada, warga yang hadir mencapai 348 orang.

“Tingkat kehadirannya bisa 80 persen. Memang di sini tidak bisa diprediksikan seratus persen, karena kadang pasang surut, tergatung dari pada bagaimana warga sendiri sudah kami himbau, ya melalui tiap mushala, kami berkeliling, juga memberikan suatu nuansa-nuansa setiap tahun kami mesti berbeda, jadi selalu ada cerita-cerita sehingga untuk membuat daya tarik mereka. Dalam hal ini kami juga melibatkan kesemuanya warga,” ujar Sudirman.

Daya tarik TPS unik dengan latar kerajaan dan tokoh pewayangan diakui Babar Wulung, salah seorang warga Magersari yang ikut memilih. Keterlibatan warga dalam membuat TPS unik ini, turut menjadi faktor banyaknya warga yang datang untuk mencoblos.

“Antusias, masyarakat sini pasti senang, wong mempunyai cara sendiri, terus nanti kalau membuatnya juga guyub, semua warga dilibatkan,” ujar Babar Wulung.

Pada Pilkada kali ini, warga Sidoarjo hanya memilih Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, karena Bupati Sidoarjo akan habis masa baktinya pada 2020 mendatang. Sudirman berharap, siapapun calon yang terpilih dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 ini, mampu membawa perbaikan di semua sektor khususnya dalam hal kebersihan dan persoalan lingkungan hidup.

“Jangan sampai lupa, slogan yang telah terpapar di sini, kebersihan. Sebenarnya ini tidak etis, mosok ada tatanan kerajaan kok onok gitunya, ini adalah pesan moral. Bagi mereka-mereka yang sudah menduduki sebagai pimpinan, janganlah lupa tentang kebersihan, karena sekarang ini kebersihan itu tetap harus diangkat, supaya tidak akan menjadi suatu permasalahan di anak cucu kita, karena banyak sekali limbah yang tidak bisa didaur ulang dan sebagainya, itulah salah satunya, maka kami juga menitipkan pesan dalam suasana ini agar pemimpin ke depan nanti jangan lupa, kebersihan, kebersihan, dan kebersihan.” [pr/al]

XS
SM
MD
LG