Tautan-tautan Akses

Media China Laporkan Hal Positif di Afrika, Berbeda dari Media Barat


Jalan kereta api yang dibangun oleh perusahaan China (China Railway Engineering Corporation atau CREC) di Addis Ababa, Ethiopia.
Jalan kereta api yang dibangun oleh perusahaan China (China Railway Engineering Corporation atau CREC) di Addis Ababa, Ethiopia.

Di Rwanda, sebuah pabrik garmen China menciptakan ratusan lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Di Ethiopia, jalan kereta api yang dibangun China memudahkan bisnis dan perjalanan, dan di Zambia, stasiun televisi yang dibangun China akan menyiarkan laporan lewat satelit ke 500 desa.

Semua laporan diatas diterbitkan oleh kantor berita resmi China Xinhua, dan tipikal tentang bagaimana wartawan China meliput peristiwa di Afrika.

Daripada memusatkan perhatian pada masalah korupsi dan bencana alam, seperti yang biasa dilaporkan oleh pers barat, laporan China tentang Afrika menekankan sisi-sisi yang positif, terutama apabila menyangkut kepentingan partai komunis China di Afrika.

Ini adalah strategi media yang menggaris-bawahi kepentingan bersama China dan Afrika dan mencerminkan penggunaan apa yang disebut “soft power”.

Dalam media China, “yang penting adalah kepentingan pemerintah China,” kata Emeka Umejei. Profesor dalam bidang jurnalisme dan studi media di Universitas Wits di Johannesburg.

Organisasi media China tidak melakukan “dis-informasi” yang terang-terangan, kata Umejei, tapi liputannya tentang Afrika selalu ditunjukkan dalam sisi-sisi yang positif, terutama yang menyangkut kepentingan China.

Kata Umejei, Ini sama dengan propaganda, karena tujuannya bukan hanya untuk memberi-tahu tapi untuk membentuk persepsi yang baik tentang China.

Salah satu contohnya adalah proyek jalan kereta api di Kenya yang dibangun, diongkosi dan dijalankan oleh China. Pers lokal melaporkan sejumlah masalah terkait pembangunan jalan kereta api itu atas kehidupan satwa liar, perekonomian dan nasib pekerja di Kenya.

Salah satu surat kabar Kenya yang terbesar, Sunday Standard melaporkan tentang perlakuan buruk atas para pekerja Afrika dalam proyek kereta api itu.

Harian Standard melaporkan adanya rasisme, diskriminasi dan perlakuan buruk atas para pekerja Kenya, berdasarkan wawancara yang diadakan dengan para kondektur dan pekerja lainnya.

Laporan seperti ini tidak ada dalam media China.

Beberapa survei media menunjukkan bahwa cara pendekatan China ini tampaknya berhasil. Afro-barometer, sebuah perusahaan riset Afrika melaporkan lebih banyak negara Afrika melihat China, bukan Amerika, sebagai negara asing yang punya pengaruh kuat di benua itu.

Tahun lalu, Pew Research di Amerika menemukan bahwa 72 persen rakyat Nigeria melihat China sebagai pengaruh yang baik, ini adalah persentase yang lebih tinggi dari negara manapun di Afrika.

Lebih dari separuh responden di Senegal, Tanzania, Tunisia dan Kenya juga melaporkan reaksi baik tentang China. [ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG