Tautan-tautan Akses

Maskot Olahraga, Pekerjaan yang Membuat Ketagihan


Para maskot di Amerika Serikat melakukan pelatihan di kamp musim panas. (Photo: VOA)
Para maskot di Amerika Serikat melakukan pelatihan di kamp musim panas. (Photo: VOA)

Menjadi maskot olahraga ternyata kegiatan yang membuat ketagihan, disamping membantu menaikkan citra tim olahraga atau perusahaan.

Maskot olahraga membantu membuat para penonton olahraga tingkat apa pun semangat, dari SMA sampai tim profesional. Perusahaan dan organisasi juga menggunakan karakter berkostum ini untuk memperlihatkan citra perusahaan yang lebih hangat.

Kamp musim panas untuk para maskot saat ini sedang berlangsung di Harrisburg, Pennsylvania.

“Karakter saya kucing liar. Saya telah belajar banyak untuk mengembangkan kepribadian saya dan saya rasa [kegiatan] ini akan sangat membantu saya,” ujar Jesse King.

King adalah murid sekolah menengah atas dan ini untuk pertama kalinya ia mengikuti kamp musim panas.

Setengah peserta pernah mengikuti kegiatan tersebut, seperti Frank Vespe, maskot penuh waktu untuk sebuah tim bisbol profesional.

“Saya ingin menunjukkan kemampuan saya di sini sekaligus belajar keterampilan baru,” ujar Vespe.

Sementara itu, Caren Simmons, maskot berkostum burung robin merah, mewakili sebuah rumah makan lokal.

“Saya telah melakukannya 11 tahun, dan kegiatan ini meringankan beban saya. Saya bekerja penuh waktu di kantor pemerintah dan pekerjaan ini bisa sangat menantang dan sangat membuat frustrasi. [Menjadi maskot] merupakan saluran fisik dengan banyak kesenangan yang bersifat fisik pula.”

Kamp tersebut dikelola oleh maskot veteran Erin Blank.

“Saya memulai kamp maskot Keystone ini sekitar 15 tahun yang lalu. Alasan utamanya karena ada kebutuhan bagi orang-orang seperti saya untuk mempelajari keterampilan baru dan memiliki kostum-kostum yang pas dan lebih efektif.”

Para peserta belajar menggunakan alat-alat bantu, bagaimana memperlihatkan emosi, serta mengetahui peraturan, keselataman dan tanggung jawab maskot, yang menurut Blank sama pentingnya dengna menghibur.

“Maskot mempromosikan organisasi yang ia wakili. Baik olahraga tingkat sekolah atau bisnis dan perusahaan, kami ingin maskot menjadi citra yang paling positif yang bisa ditampilkan oleh bisnis kepada masyarakat.”

Blank ingin menjadi maskot sejak ia berusia 10 tahun.

“Waktu di sekolah dasar, saya memakai kostum Cookie Monster dan jatuh cinta dengan aktivitas tersebut,” ujarnya.

Sejak itu, Blank telah menjadi maskot untuk beragam tim dan organisasi olahraga.

“Saya berusia 42 tahun dan masih menjadi maskot. Aktivitas ini membuat ketagihan,” ungkap Blank.

“Saya mencoba berhenti empat kali namun gagal. Mengingat maskot tertua yang pernah saya temui berusia 72 tahun, mungkin masih ada banyak waktu sebelum saya mencoba berhenti lagi,” tambahnya.

Blank juga membuat kostum maskot di studio bawah tanahnya.

“Kostum-kostum ini sengaja dibuat supaya dapat dicuci. Kami juga gemar memakai helm bisbol di kepala. Kepala kita memiliki lubang ventilasi untuk mengeluarkan uap, demikian juga dengan tubuh kita.”

Namun keringat terperangkap di dalam. Kostum terakhir Blank, maskot untuk tim bola kaki Lancaster City, basah karena keringat setelah selesai tampil.

”Saat saya memakainya, barangkali suhu di dalam kostum lebih panas lima derajat dibandingkan di luar. Lembab sekali. Rasanya ada awan mendung di dalam kostum saya,”jelasnya.

Blank membawa para peserta kamp ke pertandingan bisbol liga kecil di Harrisburg untuk tampil dalam rangka acara kelulusan. Meski suhu mencapai 37 derajat Celsius, para maskot sangat menikmati pertunjukan tersebut, demikian juga dengan para penonton.
XS
SM
MD
LG