Tautan-tautan Akses

Jaksa Minta Hakim Tambah Hukuman bagi Mantan Sipir Penjara Khmer Merah


Kaing Guek Eav, alias Duch, menyapa pejabat pengadilan di Pengadilan Tinggi Kamboja di Phnom Penh, Selasa (29/3).
Kaing Guek Eav, alias Duch, menyapa pejabat pengadilan di Pengadilan Tinggi Kamboja di Phnom Penh, Selasa (29/3).

Pihak jaksa dalam sidang banding kasus terdakwa Kamerad Duch, mantan sipir penjara Khmer Merah, hari Selasa mengajukan kepada pengadilan kejahatan perang yang didukung PBB itu untuk menambah hukuman penjara yang dijatuhkan tahun lalu.

Hari Selasa adalah hari kedua sidang banding selama tiga hari atas Kamerad Duch, mantan sipir penjara Khmer Merah, yang memohon agar dibebaskan dari tuduhan dan dilepaskan.

Tahun lalu, pengadilan yang didukung PBB menghukum Duch 35 tahun penjara tetapi menguranginya menjadi 19 tahun, karena dikurangi masa tahanan sebelumnya dan faktor-faktor lainnya.

Pengadilan sebelumnya memutuskan Duch bertanggung jawab atas kematian lebih dari 12.000 tahanan di penjara S-21, yang dipimpinnya dari tahun 1976 sampai 1979.

Hari Selasa, jaksa internasional Andrew Cayley mengatakan kepada tujuh hakim Agung bahwa putusan pengadilan tersebut tidak memadai.

Ia menunjuk pada perubahan strategi Duch pada hari-hari terakhir sidang tahun 2009, ketika terdakwa berusia 68 tahun meminta pengadilan agar membebaskannya dari segala tuduhan dan melepaskannya. Itu merupakan perubahan 180 derajat, setelah selama sembilan bulan Duch mengatakan kepada para hakim bahwa ia bersalah dan meminta maaf.

Cayley mengatakan pengadilan itu membuat kesalahan dengan mempertimbangkan terlalu banyak faktor-faktor yang meringankan. Ia mengutip beberapa hal di mana ia merasa pengadilan itu terlalu bermurah hati, karena berbagai ekspresi penyesalan Duch yang menurutnya hanya pura-pura.

“Terdakwa terus minta dibebaskan, walaupun kasus ini melibatkan kriminalitas besar dan sampai hari ini terhukum tidak pernah menunjukkan penyesalan yang tulus atas apa yang terjadi," ujar Cayley.

Penjara S-21, yang diawasi Duch selama tiga tahun, merupakan pusat tahanan rahasia di mana Khmer Merah memenjara ribuan orang yang dianggap sebagai musuh-musuh revolusi.

Diperkirakan 15.000 orang disiksa dan diinterogasi di penjara S-21 lalu dibunuh setelah Duch menandatangani surat perintah eksekusi mereka.

Meskipun demikian, para pengacara Duch mengatakan kepada pengadilan tinggi, Senin, bahwa klien mereka harus dibebaskan. Mereka mengatakan kasus Duch tidak termasuk dalam kewenangan pengadilan tersebut, karena Duch bukanlah pemimpin senior Khmer Merah. Mereka mengatakan ia harus dibebaskan dari tuduhan dan dilepaskan.

Tidak heran jika pihak jaksa tidak setuju. Andrew Cayley mengatakan pengadilan tinggi harus menambah hukuman Duch karena kejahatannya yang besar.

Sidang banding Duch dijadwalkan selesai pada hari Rabu dan merupakan kesempatan terakhirnya agar dibebaskan. Pengadilan tinggi ini akan menjatuhkan putusannya bulan Juni.

XS
SM
MD
LG