Tautan-tautan Akses

Mantan Presiden Kolombia Minta Ampunan Atas Pembunuhan yang Dilakukan Militer


Presiden Kolombia Juan Manuel Santos memberi isyarat saat berbicara saat wawancara di Istana Kepresidenan di Bogota, Kolombia, Senin, 25 Juni 2018. (Foto: AP)
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos memberi isyarat saat berbicara saat wawancara di Istana Kepresidenan di Bogota, Kolombia, Senin, 25 Juni 2018. (Foto: AP)

Dalam kesaksian publik kepada komisi kebenaran Kolombia, Jumat (11 Juni), mantan Presiden Juan Manuel Santos, meminta pengampunan atas pembunuhan terhadap ribuan orang yang dilakukan militer di luar proses hukum. Sebagian aksi itu dilakukan ketika ia menjabat sebagai menteri pertahanan.

Santos, yang pada tahun 2016 menandatangani kesepakatan damai dan mengarah pada pembentukan komisi tersebut, bersaksi tentang apa yang disebutnya skandal situasi yang tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya. Saat itu tentara membunuh warga sipil dan memasukkan mereka dalam daftar pejuang gerilya yang tewas dalam pertempuran untuk menerima tunjangan.

Kantor berita Reuters melaporkan pengadilan transisi negara itu mengatakan sedikitnya 6.402 orang tewas dan secara keliru dinyatakan sebagai pemberontak antara tahun 2002 dan 2008, selama masa jabatan mantan Presiden Alvaro Uribe. Beberapa kelompok korban menuduh angkanya bisa lebih tinggi.

Santos menjabat sebagai menteri pertahanan di bawah pemerintahan Uribe selama hampir tiga tahun antara 2006 dan 2009 dan masih menjabat ketika pembunuhan itu terungkap.

"Bab tentang situasi yang tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya itu adalah salah satu momen paling menyakitkan yang saya alami dalam kehidupan publik saya dan merupakan noda yang tak terhapuskan pada kehormatan militer," kata Santos seraya menambahkan bahwa ia menyesalkan para ibu yang kehilangan anak-anak karena praktik itu ketika ia menjabat sebagai menteri.

Tekanan untuk menunjukkan jumlah pembunuhan dalam jumlah besar, didukung oleh Uribe, yang harus disalahkan dan ia mengatakan militer harus meminta maaf.

"Ini seharusnya tidak pernah terjadi," kata Santos. "Saya menyadari itu dan meminta pengampunan dari semua ibu dan keluarga mereka, korban kengerian ini, dari lubuk hati saya."

Santos mengatakan ketika pertama kali mendengar desas-desus tentang pembunuhan itu, ia tidak mempercayainya.

Setelah jelas bahwa desas-desus itu benar, Santos mengatakan ia mengeluarkan perintah yang mengutamakan demobilisasi dan melakukan penangkapan daripada pembunuhan, mengubah protokol untuk menangani kematian akibat pertempuran dan memodifikasi kriteria pemberian medali.

Hasil penyelidikan internal membuatnya tercengang, kata Santos.

Puluhan pejabat militer yang melanggar semua doktrin yang berlaku dicopot dari jabatan mereka, katanya, dan perubahan protokol telah menyebabkan penurunan tajam dalam pembunuhan yang dilakukan oleh militer. [my/ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG