Tautan-tautan Akses

Mantan PM Malaysia Lakukan Sumpah, Bantah Klaim Pembunuhan


Mantan PM Najib Razak mengucapkan sumpah untuk membantah pembunuhan warga Mobolia Altantuya Shaariibuu di masjid, Kuala Lumpur, Malaysia, 20 Desember 2019.
Mantan PM Najib Razak mengucapkan sumpah untuk membantah pembunuhan warga Mobolia Altantuya Shaariibuu di masjid, Kuala Lumpur, Malaysia, 20 Desember 2019.

Mantan PM Malaysia Najib Razak, Jumat (20/12) melakukan sumpah di sebuah masjid untuk membantah tuduhan baru bahwa ia memerintahkan pembunuhan seorang perempuan Mongolia 13 tahun silam.

Altantuya Shaariibuu berusia 28 tahun dan sedang hamil sewaktu ia ditembak mati dan diledakkan dengan bom plastik yang biasa digunakan militer, di hutan di luar kota Kuala Lumpur pada Oktober 2006.

Azilah Hadri, salah seorang mantan pengawal Najib yang kini menjadi terpidana mati, telah meminta diadakan pengadilan ulang dan mengeluarkan pernyataan di bawah sumpah awal pekan ini, yang menuduh Najib memerintahkannya untuk “menembak mati” perempuan itu karena ia adalah mata-mata asing. Azilah dalam pernyataan yang dimuat media setempat mengatakan, Najib juga memintanya menggunakan bahan peledak untuk menyingkirkan mayat korban. Ini adalah tuduhan pertama yang mengaitkan langsung Najib dengan pembunuhan tersebut.

Najib, yang dikenai banyak tuduhan korupsi setelah tersingkir dalam pemilu tahun lalu, telah mengecam tuduhan Azilah yang disebutnya sebagai rencana lain oleh pemerintah baru untuk mendiskreditkan dan membungkamnya.

“Saya tidak pernah memerintahkan seseorang untuk membunuh warganegara Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu. Saya bahkan belum pernah bertemu atau mengenalnya,” kata Najib dalam sumpahnya di sebuah masjid di Kuala Lumpur setelah sholat Jumat. “Jika saya berbohong, semoga kutukan Allah menimpa saya. Jika saya jujur, semoga orang-orang yang memfitnah saya dikutuk Allah.”

Puluhan pendukung bersorak sorai sewaktu Najib tersenyum bersama dengan istrinya Rosmah Mansor di sampingnya. Najib sekarang ini sedang disidangkan atas puluhan tuduhan korupsi terkait penjarahan jutaan dolar dana investasi negara 1MDB dan ia telah menyangkal melakukan kesalahan.

Azilah dan Sirul Azhar Umar, anggota unit pengawal elit Najib, divonis bersalah atas pembunuhan Altantuya, tetapi Sirul kabur ke Australia sambil menunggu permohonan bandingnya. Kekasih Altantuya, Abdul Razak Baginda, pembantu dekat Najib, diadili tetapi dibebaskan dari tuduhan bersekongkol dalam kejahatan itu. Dalang dan motif pembunuhan tersebut belum pernah ditetapkan. [uh/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG