Tautan-tautan Akses

Mantan Pemimpin Afghanistan Tetap Tidak Berdaya Baik di Dalam Maupun di Luar Afghanistan


Abdullah Abdullah (kiri) dan Hamid Karzai tetap berada di Kabul sejaka Taliban kembali menguasai Afghanistan. (Foto: Courtesy of Dr. Abdullah Facebook page)
Abdullah Abdullah (kiri) dan Hamid Karzai tetap berada di Kabul sejaka Taliban kembali menguasai Afghanistan. (Foto: Courtesy of Dr. Abdullah Facebook page)

Ketika Taliban memasuki Kabul pada Agustus 2021, hampir seluruh pimpinan pemerintah Afghanistan meninggalkan negara itu karena khawatir akan nyawa mereka.

Presiden Ashraf Ghani, didampingi istri dan pembantu terdekatnya, mencari suaka di Uni Emirat Arab, sementara anggota Kabinet lainnya, termasuk dua wakil presidennya, pergi ke berbagai belahan dunia.

Tiga hari kemudian dalam sebuah pernyataan video, Ghani mengatakan kepergiannya mungkin menjadi satu-satunya cara untuk menghindari nasib pendahulunya, mantan Presiden Mohammad Najibullah, yang disiksa dan dibunuh oleh Taliban pada tahun 1996.

“Jika saya tetap tinggal, presiden Afghanistan akan dieksekusi sekali lagi di depan mata rakyat Afghanistan,” kata Ghani.

Apa yang hendak dilakukan Taliban terhadap Ghani masih bisa merupakan spekulasi, namun Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban, mengatakan kepada VOA bahwa kelompok itu tidak berniat menyakiti siapa pun, termasuk Ghani.

Namun, PBB melaporkan pada Selasa (22/8) bahwa sejak merebut kekuasaan, Taliban telah membunuh, menyiksa, memenjarakan dan menganiaya ratusan mantan personel militer Afghanistan – tuduhan yang telah dibantah oleh Taliban.

Meski demikian, beberapa mantan pemimpin memang memilih untuk tetap tinggal di Afghanistan dan mampu tetap aktif secara politik, meski dengan cara yang terkendali, berkat amnesti mengejutkan yang diumumkan oleh Taliban untuk mantan musuh-musuhnya.

Hamid Karzai, presiden pertama yang terpilih secara demokratis dan menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis AS-Afghanistan pada tahun 2012, menyatakan komitmennya terhadap negara tersebut dalam sebuah video yang diposting di Facebook beberapa hari setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus 2021.

Hal serupa juga terjadi pada Abdullah Abdullah, mantan kepala eksekutif dan menteri luar negeri Afghanistan, yang memilih untuk tetap tinggal di Kabul meskipun ia memiliki riwayat menentang Taliban.

"Saya berbicara langsung dengan mantan Presiden Karzai 10 hari sebelum tumbangnya pemerintahan dan bertanya padanya tentang rencananya jika suatu hari ia bangun dan Kabul telah diperintah oleh Taliban," kata Omar Zakhilwal, mantan menteri Afghanistan, kepada VOA.

"Dia lalu mengatakan bahwa dia telah memikirkan tentang skenario tersebut, menyadari bahwa kemungkinan risiko besar yang muncul terhadap ia dan keluarganya, terutama pada saat periode pengambilalihan pemerintahan, namun dalam kondisi apapun baik ia ataupun keluarganya tidak akan pergi meninggalkan Kabul." [lt/ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG