Tautan-tautan Akses

Mantan Menhan AS: Kebangkitan Tiongkok Harus Beri Dampak Positif bagi Asia Pasifik


Mantan Menteri Pertahanan AS, William Cohen (kiri) saat berbicara di Jakarta, didampingi Sekjen ASEAN, Surin Pitsuwan, Senin (9/1).
Mantan Menteri Pertahanan AS, William Cohen (kiri) saat berbicara di Jakarta, didampingi Sekjen ASEAN, Surin Pitsuwan, Senin (9/1).

Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, William Cohen, mengatakan Amerika Serikat ingin agar kebangkitan Tiongkok tidak mengganggu kepentingan keamanannya di wilayah Asia Pasifik.

Kebangkitan Tiongkok yang semakin kuat dalam duapuluh tahun terakhir di bidang ekonomi dan pertahanan adalah tantangan yang unik di kawasan Asia Pasifik. Amerika Serikat memastikan agar kekuatan Tiongkok ini dapat memberikan manfaat yang positif; bukan dalam bentuk konfrontasi yang jauh dari perdamaian.

Hal ini disampaikan oleh mantan menteri Pertahanan Amerika Serikat, William Cohen, saat bertemu dengan Sekjen ASEAN, Surin Pitsuwan dan para dutabesar negara sahabat untuk ASEAN di Jakarta, Senin lalu.

“Amerika Serikat ingin memastikan bahwa naiknya reputasi dan kesejahteraan di Tiongkok terhubung dengan aturan dan norma internasional, yang mengutamakan perdamaian dan stabilitas di kawasan. Itulah sebabnya, ASEAN sangat penting bagi Amerika; khususnya dari sudut pandang ekonomi, perdagangan, kewirausahaan, serta hubungan antarmasyarakat,” kata William Cohen.

Kepada VOA, Cohen juga membantah penempatan 2.500 tentara Amerika di Darwin, Australia, ada kaitannya dengan konflik bersenjata di Papua. Ia menjelaskan, keberadaan pasukan militer AS sebagai bagian dari penguatan keamanan maritim di Asia Tenggara dan Pasifik.

“Mayoritas negara anggota ASEAN ingin agar Amerika lebih terlibat, secara diplomatik, perdagangan serta di bidang keamanan di mana kedua pihak telah melakukan latihan militer bersama. Saya kira ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Papua, karena kami memiliki hubungan antarmiliter yang kuat dengan Australia,“ ungkap Cohen.

Pengamat hubungan luar negeri dari Universitas Paramadina Jakarta, Dr. Dinna Wisnu, menilai sikap Amerika terhadap Tiongkok sebagai gertakan, karena kepentingan geopolitik Amerika yang memang sangat besar di Asia Pasifik.

Namun demikian, isu keamanan maritim ini tidak populer di dalam negeri Amerika sendiri, karena kebijakan “menghadang” Tiongkok berhadapan dengan keinginan masyarakat atas kepastian ekonomi.

“Strategi ASEAN jelas pertama, kita harus sadar betul yang kita mau apa, jangan hanya menjadi medan perebutan kepentingan Amerika dan Tiongkok. Kalau di Amerika jelas kepentingannya jelas hanya meyakinkan publiknya ada pekerjaan, ekonomi baik, dan hutang terbayar. Politik itu isu lokal,” ujar Dinna Wisnu.

Pandangan serupa terdapat pula di Tiongkok. Peningkatan taraf hidup dan pembangunan yang merata menjadi tuntutan utama rakyat Tiongkok. Maka, kata Dinna, ASEAN harus pandai-pandai memanfaatkan peluang yang ditawarkan kedua negara besar tersebut.

XS
SM
MD
LG