Tautan-tautan Akses

Mantan Dubes AS Bill Richardson Bertolak ke Myanmar


Mantan Dubes AS dan mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson saat berada di Santa Fe, New Mexico, 9 Maret 2020. (AP Photo/Morgan Lee). Bill Richardson bertolak ke Myanmar dalam misi kemanusiaan pribadi.
Mantan Dubes AS dan mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson saat berada di Santa Fe, New Mexico, 9 Maret 2020. (AP Photo/Morgan Lee). Bill Richardson bertolak ke Myanmar dalam misi kemanusiaan pribadi.

Mantan duta besar AS yang juga mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson bertolak menuju Myanmar dalam misi kemanusiaan pribadi yang akan berfokus pada dukungan terkait pandemi, kata juru bicaranya hari Minggu (31/10).

Myanmar telah dicekam oleh kekerasan dan kerusuhan sipil sejak militer merebut kekuasaan pada Februari lalu. Para demonstran menghadapi pemukulan dan penangkapan. AS membekukan hubungan dagang dengan Myanmar hingga pemerintah demokratis dipulihkan di sana.

Richardson mengatakan Richardson Center yang dipimpinnya memiliki riwayat panjang membantu rakyat Myanmar, tetapi ia tidak menyebut-nyebut kudeta dalam pengumuman mengenai kunjungannya atau merinci siapa yang rencananya ia temui sewaktu berada di sana.

“Dalam koordinasi dengan kontak kami di Myanmar, kami mengunjungi negara itu untuk membahas jalur bagi pengiriman bantuan kemanusiaan berupa vaksin COVID-19, pasokan medis, dan kebutuhan kesehatan masyarakat lainnya,” katanya dalam sebuah keterangan pers.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengetahui misi itu, kata juru bicara Richardson Madeleine Mahony.

Departemen Luar Negeri AS tidak segera mengomentari kunjungan itu.

Mahony menolak mengatakan apakah Richardson juga akan mengupayakan pembebasan seorang wartawan Amerika yang telah dipenjarakan sejak 24 Mei.

Danny Fester ditahan di Bandara Internasional Yangon sewaktu ia akan menaiki pesawat menuju AS. Ia adalah redaktur pelaksana Frontier Myanmar, majalah online yang berbasis di kota terbesar di Myanmar, Yangon.

Fenster didakwa melakukan penghasutan karena diduga menyebarkan informasi palsu atau yang bersifat menghasut. Pelanggaran ini diancam hukuman penjara hingga tiga tahun.

Richardson terakhir kali mengunjungi Myanmar pada tahun 2018 untuk memberi saran mengenai krisis Rohingya. Ia akhirnya keluar dari sebuah panel internasional yang dibentuk untuk meneliti temuan-temuan dari komisi sebelumnya, setelah angkatan bersenjata dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan warga Rohingya.

Myanmar telah membantah tuduhan-tuduhan itu.

Ia telah berkunjung ke kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Richardson Center telah membantu pendistribusian alat pelindung diri (APD) untuk pengungsi Rohingya setelah penyebaran virus COVID-19.

Menurut pernyataan resminya, kunjungan Richardson kali ini juga berfokus pada kesehatan masyarakat.

Menurut pernyataan Richardson, ia meyakini bahwa “dalam saat krisis dan instabilitas seperti ini, kita harus memastikan bantuan kemanusiaan dikirimkan bagi mereka yang paling membutuhkannya.”

Dalam kunjungan itu akan turut serta juga Cameron Hume, mantan duta besar AS untuk Indonesia, Afrika Selatan dan Aljazair; dan dua pejabat dari Richardson Center. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG