Tautan-tautan Akses

Manfaatkan Inseminasi Buatan, Peternak Kabupaten Malang Raup Keuntungan


Para peternak Desa Wonoayu, Kabupaten Malang, menggiring kembali ke kandang, ternak sapi miliknya setelah menjalani pemeriksaan kesehatan hewandi lapangan desa tersebut. (Foto: VOA/Petrus)
Para peternak Desa Wonoayu, Kabupaten Malang, menggiring kembali ke kandang, ternak sapi miliknya setelah menjalani pemeriksaan kesehatan hewandi lapangan desa tersebut. (Foto: VOA/Petrus)

Surplus daging sapi di Jawa Timur membuat provinsi ini menjadi daerah penyumbang terbesar kebutuhan daging secara nasional. Surplus ini sebagian besar karena keberhasilan program kawin suntik atau inseminasi buatan yang telah dijalankan di Jawa Timur sejak tahun 1974.

Sistem kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) pada ternak sapi, yang dinilai memberi keuntungan secara finansial, telah menjadi pilihan pengembangbiakkan sapi pedaging oleh para peternak.

Keuntungan diperoleh dari anakan yang lahir dan juga dari induk sapi yang diinseminasi, sebagaimana disampaikan para peternak sapi potong di Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang merasakan keuntungan secara ekonomi dari beternak sapi potong.

Mat Saidi, Ketua Kelompok Peternak Sapi Wonokoyo, Desa Wonoayu, mengatakan lewat sistem inseminasi buatan atau kawin suntik, induk sapi tidak saja dapat dijadwalkan untuk bunting, tetapi juga untuk menghasilkan anak sapi rata-rata dua kali dalam tiga tahun. Dari anak-anak sapi yang dilahirkan itu, Mat Saidi dapat menjualnya dan memperoleh sejumlah besar uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Puluhan ternak sapi yang menjalani pemeriksaan dan sebagian yang akan dilakukan kawin suntik di lapangan Desa Wonoayu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (Foto: VOA/Petrus)
Puluhan ternak sapi yang menjalani pemeriksaan dan sebagian yang akan dilakukan kawin suntik di lapangan Desa Wonoayu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. (Foto: VOA/Petrus)

“Begitu ada IB (inseminasi buatan), yang jelas peternak itu diuntungkan. Yang pertama, tidak susah cari pejantan, karena ada IB itu. Yang kedua, hasilnya bisa maksimal, hasil kawin IB itu kalau sudah usia 6 bulan, sama-sama dijual bedanya bisa 4 sampai 5 juta, perbandingan IB sama lokalan (kawin antar sapi). Barusan ini kami juga menjual hasil IB, 2 pedet (anak sapi) kami jual bersamaan karena ada suatu kebutuhan, itu laku Rp. 27 juta, yang satu laku Rp. 13 juta, yang satu laku Rp. 14 juta, (total) Rp. 27 juta waktu itu,” kata Mat Saidi.

Senada dengan Mat Saidi, Pitoyo yang juga anggota Kelompok Peternak Sapi Wonokoyo, Desa Wonoayu mengatakan, sistem inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik pada sapi miliknya dirasa sangat memudahkan ternaknya itu untuk bunting dan melahirkan anak sapi. Pitoyo mengaku cocok dengan sistem kawin suntik atau inseminasi buatan, karena selama ini ia kesulitan mendapatkan pejantan untuk membuahi sapi betina miliknya.

“Membantu memang, memang membantu, terus lebih ringan, lebih simple, terus resiko juga lebih kecil, resiko gagalnya juga lebih kecil, terus ada juga resiko lain dibandingkan dengan kawin manual antar sapi, begitu naik kadang ada yang patah, resiko kecelakaan seperti itu ada, tapi kalau IB ini lebih kecil, hampir tidak ada,” jelas Pitoyo.

Manfaatkan Inseminasi Buatan, Peternak Kabupaten Malang Raup Keuntungan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:34 0:00

Pitoyo, Anggota Kelompok Peternak Sapi Wonokoyo, Desa Wonoayu
“Prospeknya tetap bagus, lebih bagus, lebih sejahtera. Misalnya, kalau dihitung-hitung juga tabungan juga kan, nabung tapi tidak terasa, kan nabung tidak selalun bentuk uang, kadang-kadang rumah juga bisa, mobil juga bisa,” lanjut Pitoyo.

Inseminasi buatan atau kawin suntik merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan produksi daging sapi agar tidak senantiasa tergantung pada impor. Pemerintah Kabupaten Malang mencatat sektor peternakan khususnya sapi potong, mampu menyumbang sekitar tiga persen dari Rp. 82 triliun pendapatan asli daerah Kabupaten Malang.

Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan, keberhasilan program swasembada sapi dengan sistem inseminasi buatan atau kawin suntik ini merupakan cerminan keberhasilan para peternak di Kabupaten Malang merawat ternak sapinya dan menjalankan program pemerintah. Rendra Kresna mengatakan, dari 234.482 populasi ternak sapi potong di Kabupaten Malang pada 2017, sebanyak 86.229 ekor merupakan hasil mengikuti program inseminasi buatan. Program ini menghasilkan 62.536 ekor anak sapi setiap tahunnya.

“Lebih dari 60 ribu anak sapi (pedet) yang lahir di setiap tahunnya. Dan itu jelas, kalau umur 5 bulan, 6 bulan itu, harganya Rp. 8,5 juta, kalikan 60 ribu (ekor) itu Rp. 500 miliar lebih yang disumbang per tahunnya, itu yang melalui inseminasi buatan, belum yang alami. Itu yang sapi potong, belum yang sapi perah. Jadi dunia peternakan itu sumbangsihnya terhadap PDRB itu besar sekali, 2 sampai 3 persen,” kata Rendra Kresna, Bupati Malang.

Petugas melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik pada ternak sapi milik peternak Desa Wonoayu, Kabupaten Malang. (Foto: VOA/ Petrus)
Petugas melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik pada ternak sapi milik peternak Desa Wonoayu, Kabupaten Malang. (Foto: VOA/ Petrus)

Selain Malang, masih ada beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur yang menopang kebutuhan daging nasional. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Wemmi Niamawati mengatakan, Jawa Timur menargetkan satu juta kelahiran anak sapi setiap tahunnya melalui inseminasi buatan. Swasembada ini diharapkan akan mempertahankan niat Jawa Timur untuk tidak mengimpor daging sapi, bahkan menunjang kebutuhan daging secara nasional.

“Kita sudah terpenuhi ya, karena untuk peningkatan populasi sapi potong di indonesia, itu Jawa Timur memberikan kontribusi terhadap nasional untuk pelaksanaan inseminasi buatan, itu 43 persen terhadap nasional. Jadi target kelahiran di nasional itu 3 juta, kita 1 juta. Jadi 1 juta itu apabila dikalikan harga pedet (anak sapi) umur 6 bulan itu Rp. 7,5 juta, kita sudah memberikan kontribusi terhadap pemerintah Rp. 78 triliun,” jelas Wemmi Niamawati. [pr/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG