Presiden Prancis Emmanuel Macron akan menjelaskan bagaimana ia akan berusaha mengatasi ketegangan yang dipicu oleh rencananya untuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64, saat ia berbicara di televisi nasional untuk pertama kalinya sejak pemerintahannya memaksa RUU tersebut di tengah protes massa.
Macron diperkirakan akan mendukung pemerintahannya pada hari Rabu (22/3), dua hari setelah pemerintahnya lolos dari dua mosi tidak percaya di majelis rendah parlemen.
Presiden Prancis berusia 45 tahun itu berulang kali mengatakan bahwa ia yakin sistem pensiun perlu dimodifikasi agar tetap bisa dibiayai.
Keputusannya pekan lalu untuk menggunakan wewenang konstitusional khusus untuk meloloskan RUU itu melalui proses legislatif tanpa pemungutan suara membuat marah banyak orang di parlemen dan di berbagai penjuru negara itu.
Sejak itu, berbagai aksi protes bermunculan di berbagai kota di Prancis, dan bahkan beberapa berubah menjadi kekerasan, termasuk di Paris.
Para pekerja dermaga di Marseille yang terbesar di Prancis, Rabu (22/3), memblokir akses ke pelabuhan komersial kota itu untuk mencegah truk dan mobil masuk di tengah kehadiran polisi yang masif.
Sampah masih menumpuk di beberapa jalan Paris saat pekerja sanitasi memasuki hari ke-17 pemogokan. Pihak berwenang mengeluarkan perintah dalam beberapa hari terakhir yang mewajibkan beberapa petugas sampah untuk memastikan “layanan minimum” karena alasan kesehatan.
Pengiriman minyak di negara itu sebagian terganggu di tengah pemogokan di beberapa kilang di Prancis barat dan selatan. SPBU di wilayah tenggara negara itu saat ini paling terpengaruh oleh kelangkaan bensin.
Serikat-serikat pekerja telah menyerukan protes dan pemogokan nasional baru pada hari Kamis untuk menuntut pemerintah mencabut RUU pensiun. Layanan kereta berkecepatan tinggi dan regional, metro Paris, dan transportasi umum lainnya di kota-kota besar diperkirakan akan terganggu.
RUU pensiun masih perlu ditinjau oleh Dewan Konstitusi sebelum diberlakukan. [ab/uh]
Forum