Tautan-tautan Akses

Jumlah Pengguna Facebook 6 Kali Lipat Jumlah Penduduk Indonesia


Jejaring sosial Facebook merilis laporan kuartal pertama 2015 pekan ini yang mencatat 1,44 miliar pengguna aktif di seluruh dunia per bulannya. Ini 50 juta lebih banyak daripada perkiraan populasi China, 188 juta lebih banyak dari populasi India dan hampir enam kali lipat jumlah penduduk Indonesia.

Facebook juga melaporkan jumlah pengguna aktif per bulannya yang mengakses via piranti mobile meningkat 24 persen dalam setahun terakhir, menjadi 1,25 miliar pengguna pada Maret 2015.

Yang menarik, walaupun jumlah pengguna Facebook dan aksesnya dari piranti mobile dan tablet meningkat, pendapatan operasional perusahaan ini turun 13 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu, menjadi $933 juta.

Beberapa faktor menjadi penyebabnya, menurut analis.

Dalam setahun terakhir, Facebook telah menambahkan serangkaian produk baru, atau aplikasi (app) bagi penggunanya. Ini termasuk akuisisi Facebook terhadap aplikasi Instagram, peluncuran app "Messenger" yang memungkinkan pengguna Facebook berkomunikasi secara langsung satu sama lain, dan upaya agresif untuk mendorong konten video native di Facebook, ditujukan untuk menandingi dominasi video oleh Google melalui YouTube.

Selain itu, lebih dari separuh pendapatan Facebook berasal dari negara-negara di luar Amerika Serikat, sebagai contohnya Indonesia, di mana Facebook sangat populer. Kenaikan nilai dolar AS terhadap rupiah boleh jadi menyusutkan pendapatan dan keuntungan Facebook secara keseluruhan.

Dalam pernyataannya ke media, pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut laporan tersebut mencerminkan "kuartal yang baik dan permulaan yang baik bagi tahun ini."

"Kami membangun serangkaian aplikasi karena kami menginginkan orang-orang untuk dapat berbagi apapun yang mereka inginkan," kata Zuckerberg. "Kami berharap orang-orang untuk berbagi konten-konten yang lebih kaya lebih sering, sehingga kami ingin meneruskan pengembangan alat-alat baru dan menfasilitasi penyampaian ekspresi ini."

Facebook diluncurkan kepada masyarakat luas Desember 2004, dan jumlah pengguna tumbuh perlahan pada empat tahun pertama.

Pakar strategi social media Ben Foster menghitung bahwa pada April 2009, Facebook memiliki sekitar 200 juta pengguna. Tapi dalam kurang dari dua tahun kemudian, pada Juni 2011, Facebook melaporkan 750 juta pengguna. Menurut kalkulasi Foster, tingkatan pertumbuhan yang berkali-kali lipat tersebut terus berlangsung sejak itu.

"Pertumbuhan jumlah pengguna aktif di mobile menunjukkan bagi saya bahwa Facebook menjadi hal pertama yang dicek orang pada piranti mobile mereka," kata Foster kepada VOA. "Bila tren ini berlanjut, Facebook dapat dengan muda menjadi sumber utama pembawa arus bagi penerbit dan perusahaan-perusahaan. Ini dapat mengubah wajah konten digital karena konten yang orang inginkan di piranti mobile berbeda dengan konten yang mereka ingin lihat di peramban (desktop)."

Kebanyakan pendapatan Facebook berasal dari penjualan iklan yang ditargetkan secara khusus bagi setiap pengguna, berdasarkan aktivitas sebelumnya oleh pengguna, daftar teman, "likes," dan konten yang mereka pasang, di antara faktor-faktor lainnya. Iklan yang ditampilkan di piranti mobile kini menyumbangkan 73 persen jumlah pendapatan Facebook dari iklan.

Menurut ketentuan penggunaan Facebook, jejaring sosial ini mengklaim lisensi bagi data yang dipasang seperti foto dan lainnya. Ini membuat para aktivis privasi khawatir Facebook akan mengklaim hak cipta atas materi yang dibuat dan dipasang oleh para penggunanya.

Walaupun begitu, seperti dikatakan oleh juru bicara Facebook Matt Steinfeld kepada VOA, lisensi yang diberikan kepada pengguna tidak dapat menjadi landasan bagi Facebook untuk mengklaim hak cipta.

"Saat Anda memasang konten di Facebook, atau informasi apapun, Anda memiliki konten tersebut," kata Steinfeld. "Kami harus mendapat izin dari Anda untuk membagi konten tersebut. Kepemilikan terhadap konten tetap menjadi milik Anda. Jadi bila Anda menghapus konten itu, kami menghapusnya dari server-server kami dan kami tidak memiliki hak setelah itu."

Facebook masih menghadapi beberapa kasus hukum terkait privasi dan kepemilikan data para penggunanya. Di bulan Maret, pengadilan Uni Eropa mendengarkan kasus yang diajukan oleh sebuah pihak dari Irlandia bahwa Facebook mengumpulkan dan meneruskan data dari para penggunannya di Eropa kepada program "PRISM" yang dikelola oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, dan dengan demikian melanggar perlindungan privasi oleh Uni Eropa.

Tapi Foster mengatakan bahwa walaupun muncul keprihatinan mengenai privasi, dan sebagian pengguna bahkan mengklaim mereka membenci Facebook, angka-angka menunjukkan bahwa orang menyukai produk tersebut, dan jumlah pengguna akan terus bertambah.

"Dari segi jangkauan, Facebook masih menjadi yang terbaik dalam mengantarkan konten, dan mereka akan terus mendapatkan lebih banyak pengguna yang akan melanjutkan siklus ini," katanya.

XS
SM
MD
LG