Tautan-tautan Akses

Lebih 300 Orang Tertular Wabah Kudis di Malawi


Seorang migran mengidap kudis di tubuhnya. Otoritas kesehatan di Malawi mengatakan wabah kudis di sekitar ibu kota perdagangan Blantyre telah menimbulkan dampak pada lebih dari 300 orang. (Foto: Reuters)
Seorang migran mengidap kudis di tubuhnya. Otoritas kesehatan di Malawi mengatakan wabah kudis di sekitar ibu kota perdagangan Blantyre telah menimbulkan dampak pada lebih dari 300 orang. (Foto: Reuters)

Otoritas kesehatan di Malawi mengatakan wabah kudis di sekitar ibu kota perdagangan Blantyre telah menimbulkan dampak pada lebih dari 300 orang.

Lebih dari 20 fasilitas medis di distrik Blyantyre, Malawi, telah mencatat kasus-kasus kudis, suatu penyakit kulit yang sangat gatal dan menular, yang disebabkan oleh tungau kecil yang masuk ke dalam kulit.

“Sebenarnya kami mulai melihat kasus perebakan kudis ini sejak Juni lalu, dan kasusnya terus meningkat sehingga pada akhir September ini kami mendapati 255 kasus. Tetapi hingga saat saya bicara sekarang ini, yaitu pada akhir Oktober, jumlah kasus kudis telah menjadi 309 kasus," kata Juru bicara Dinas Kesehatan Kabupaten Blantyre, Chrissy Banda.

Warga Blantyre seperti Matilda Lamba mengatakan wabah kudis ini mengkhawatirkan, terutama karena lebih banyak terjadi di daerah-daerah pedalaman.

Para ibu menunggu anaknya di Desa Tomali, Malawi, 11 Desember 2019. (Foto: AP)
Para ibu menunggu anaknya di Desa Tomali, Malawi, 11 Desember 2019. (Foto: AP)

“Mereka yang berasal dari desa-desa, datang ke kota. Kami membeli banyak barang, seperti komoditas pertanian, dari mereka. Kami berinteraksi dengan mereka setiap hari dan saat ini kami sangat khawatir tertular kudis," kata Lamba.

Namun Banda mengatakan warga tidak perlu panik karena upaya mengatasi wabah ini sedang berjalan.

“Penanganan kudis ini sudah dilakukan di sejumlah fasilitas kesehatan. Kami memiliki banyak perawatan untuk penyakit kudis ini. Jadi yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi kasus itu, dan kemudian melakukan perawatan untuk memastikan kami dapat memblokir perebakan yang terjadi," katanya.

Wabah kudis ini terjadi ketika Malawi baru mulai pulih dari COVID-19, di mana jumlah perebakan dan kasus kematiannya kini sudah rendah.

George Jobe, Direktur Eksekutif Jaringan Kesetaraan Kesehatna Malawi, mengatakan meskipun wabah kudis ini mengerikan, kabar baiknya adalah langkah-langkah pencegahannya sudah ada, sebagaimana langkah mengatasi perebakan COVID-19, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak.”

“Jadi orang-orang sedianya terus mematuhi aturan COVID-19 ini sehingga pada saat yang sama kita juga dapat memberantas kudis, tidak saja di Blantyre tetapi juga di mana kita belum mendapat informasi wabah apapun," katanya.

Untuk sementara waktu Kementerian Kesehatan Malawi menasehatkan institusi-institusi yang berurusan dengan kelompok besar untuk menyaksikan kasus kondisi kulit dan laporan tentang tersangka COVID-19. [em/jm]

XS
SM
MD
LG