Tautan-tautan Akses

Lawan Pelecehan Seksual dengan Layanan Daring 'Spot'


Chatbot untuk Laporkan Pelecehan Seksual Secara Anonim
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:23 0:00

Chatbot untuk Laporkan Pelecehan Seksual Secara Anonim

Pengaduan kasus pelecehan seksual, termasuk di dunia kerja sering bergantung pada ingatan korban yang sering masih trauma. Karena itu,peneliti mengembangkan teknologi kecerdasan buatan yang bisa mewawancarai korban secara anonim sebelum pengajuan laporan resmi.

Gerakan Me Too yang melawan pelecehan seksual, mengilhami seorang pakar perilaku mengembangkan layanan daring "Spot", sebuah chatbot yang bisa digunakan untuk melaporkan atau mencatat pelecehan seksual oleh rekan kerja atau atasan secara anonim.

"Spot bermula dari keinginan untuk membantu orang-orang mengubah ingatan menjadi bukti. Saya adalah seorang ilmuwan memori yang mempelajari bagaimana wawancara pada khususnya bisa mendistorsi dan mengubah bagaimana kita mengingat peristiwa emosional yang penting," jelas Julia Shaw, pengembang chatbot pelaporan pecehan seksual "Spot".

"Dan saya, tahun lalu, di tengah kemunculan awal kisah-kisah Me Too, menyadari bahwa kita bisa membantu orang-orang dengan mengoptimalkan bagaimana mereka mengingat, dan dengan memberi orang-orang sebuah ruang anonim untuk melaporkan apa yang terjadi," imbuhnya.

Julia Shaw, pengembang chatbot pelaporan pecehan seksual "Spot". (Foto: vodeograb)
Julia Shaw, pengembang chatbot pelaporan pecehan seksual "Spot". (Foto: vodeograb)

Chatbot ini menggunakan teknologi Artficial Intelligence atau kecerdasan buatan untuk menggali lebih dalam pelecehan yang terjadi. Kembali, Julia Shaw.

"Teknologi ini mengidentifikasi kata-kata dan frase. Jadi, anda mungkin mengatakan; 'Atasan saya,' dan chatbot kemudian mengatakan; 'Oh, anda menyebut atasan. Bisa jelaskan lebih lanjut?' Itu artinya menggali. Dan sebenarnya, sistem ini dirancang sesuai kaidah wawancara kognitif, yang sering digunakan dalam wawancara untuk menggali ingatan. Ini adalah teknik sama yang sangat efektif yang digunakan oleh polisi untuk memperoleh informasi berkualitas tinggi dari seseorang," lanjut Julia.

Pelapor disarankan segera menggunakan Spot setelah insiden pelecehan terjadi, mumpung kejadian masih mudah diingat.

Pembicaraan menggunakan Spot bisa sesingkat sepuluh menit, tapi hasilnya nanti bisa diingat kembali untuk melengkapi pelaporan formal ke personalia perusahaan. Sejauh ini, psikolog umumnya menyambut baik temuan baru ini, karenakorban bisa segera melaporkan begitu mengalami pelecehan.

SPOT. (Foto: Videograb)
SPOT. (Foto: Videograb)

Tapi sebagian ragu apakah chatbot akan seefektif pelaporan kepada manusia. Seperti yang disampaikan Emma Short, pengamat perilaku manusia.

"Saya agak cemas karena pelecehan terasosiasi dengan stres, trauma, dan dengan segala macam dampak yang mempengaruhi cara berpikir, penilaian dan kemampuan seseorang dalam menghadapi sebuah situasi. Jadi, apabila tidak ada manusia sebagai moderatornya, yang mengawasi status emosional Anda, suilit untuk mengetahui dampak dari peristiwa ini apabila pelapor melakukannya sendiri malam-malam dari rumah," kata Emma Short.

Menurut pengembang Spot, chatbot cerdas ini memang bukan bertujuan menggantikan manusia ataupun psikolog, tapi hanya alat yang bisa membantu melaporkan kejadian tak menyenangkan di kantor dan mencegah pelecehan seksual lebih lanjut. [vm]

Sumber: ATPN

XS
SM
MD
LG