Tautan-tautan Akses

Laporan Meta: Militer AS Berada di Balik Kampanye Pengaruh Online yang Menarget Asia Tengah, Timur Tengah


Logo dari perusahaan induk Facebook, Meta, terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil pada 28 Oktober 2021. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)
Logo dari perusahaan induk Facebook, Meta, terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil pada 28 Oktober 2021. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)

Sejumlah pihajk yang terkait dengan militer Amerika Serikat diketahui telah membuat akun palsu di lebih dari tujuh layanan internet. Mereka melakukannya sebagai bagian dari operasi pengaruh "tidak autentik terkoordinasi" yang menarget warga di Asia Tengah dan Timur Tengah, kata Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dalam laporannya yang dirilis pada minggu ini.

Meskipun "berusaha menyembunyikan identitas dan koordinasi mereka," kata Meta, penyelidikannya "mendapati hubungan orang-orang di balik operasi itu dengan individu yang terkait militer Amerika Serikat."

Departemen Pertahanan AS belum menanggapi permintaan komentar dari VOA pada Rabu (23/11) malam. Namun, kepada BBC News, departemen itu mengatakan bahwa pihaknya "mengetahui laporan yang diterbitkan oleh Meta."

Laporan Meta menambahkan, semakin banyak pihak percaya pada teori bahwa militer Amerika Serikat berada di balik operasi itu, yang pertama kali dilaporkan oleh peneliti di Graphika and Stanford Internet Observatory pada Agustus lalu.

Laporan pada Agustus tersebut menjelaskan apa yang diyakini sebagai pertama kalinya Facebook dan Twitter melaporkan operasi pro-Amerika dengan menggunakan berbagai metode - termasuk persona palsu dan meme terkoordinasi - yang juga digunakan oleh negara-negara seperti Rusia dan Iran untuk menabur disinformasi di Amerika Serikat dan di sejumlah wilayah lainnya.

Dalam laporannya, Meta mengatakan telah menghapus 39 akun Facebook dan 26 akun Instagram yang merupakan bagian dari kampanye terkoordinasi yang berfokus pada negara-negara seperti Afghanistan, Aljazair, Iran, Irak, Kazakhstan, Kirgistan, Rusia, Somalia, Suriah, Tajikistan, Uzbekistan dan Yaman.

Kampanye tersebut tidak hanya beroperasi di Facebook dan Instagram tetapi juga di YouTube, Telegram, situs media sosial Rusia VKontakte, dan Odnoklassniki, situs media sosial yang berbasis di Rusia dan digunakan di negara-negara pecahan Uni Soviet.

Ketatnya Persaingan dan Perkembangan Makro di Balik PHK Massal di Facebook dan Twitter
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:53 0:00

Akun-akun palsu, yang mengunggah tema seperti olahraga atau budaya, menekankan kerja sama dengan Amerika Serikat dan mengkritik Iran, China, dan Rusia, kata Meta. Unggahan-unggahan dalam akun-akun tersebut, yang sebagian besar dibuat selama jam kerja di Pantai Timur Amerika, hadir terutama dalam bahasa Arab, Farsi, dan Rusia.

Mereka memuji militer Amerika Serikat dan menyertakan konten COVID-19, yang dihapus Meta karena "melanggar kebijakan disinformasi" perusahaan itu. [ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG