Tautan-tautan Akses

Laporan HRW: Politik Menakut-nakuti Ancam HAM


Kenneth Roth, Direktur Eksekutif Human Rights Watch (Foto: dok.)
Kenneth Roth, Direktur Eksekutif Human Rights Watch (Foto: dok.)

Laporan Human Rights Watch World World Report 2016 yang baru dirilis menyimpulkan berbagai pemerintahan mempergunakan politik menakut-nakuti untuk menggagalkan penerapan prinsip-prinsip HAM.

Penumpasan berlangsung terus, kata Kenneth Roth dari Human Rights Watch.

"Yang kami catat, selama tahun lalu khususnya, pemimpin-pemimpin otokratik dan pemerintahan otoriter di dunia ketakutan menghadapi masyarakat madani," ujarnya.

Mereka takut karena masyarakat kini diberdayakan oleh media sosial. Negara-negara seperti China dan Rusia, kata kelompok itu, melancarkan operasi penumpasan terbesar dalam sejarah masa kini.

Baik Putin dan Xi Jinping telah membuat pakta yang implisit dengan rakyat mereka. Mereka mengatakan, "Kami akan meningkatkan kemakmuran kalian; tetapi kalian harus membiarkan kami memerintah tanpa disertai akuntabilitas yang nyata. Kini, ekonomi mereka dihadapkan kesulitan dan pemimpin-pemimpin ini takut rakyat akan mulai protes.”

Human Rights Watch mengatakan, banjir migran ke Eropa yang disebabkan oleh konflik di Suriah telah menyebabkan beberapa partai ekstrim kanan di Eropa menyebar luaskan Islamofobia atau retorika anti-Islam. Katanya, ketakutan bahwa beberapa gelintir migran bisa jadi teroris mengalihkan perhatian pemerintahan Eropa dari penanggapan terhadap ekstremisme yang berasal dari unsur-unsur domestik.

Roth menambahkan, "Isunya menurut kami adalah kekacauan, aliran pengungsi yang tidak teratur. Kekacauan itu telah menimbulkan perasaan bahwa Eropa kehilangan kendali atas perbatasannya. Dan ini selanjutnya menimbulkan ketakutan akan terorisme, dan kekhawatiran ISIS akan menyusupkan operator-operatornya diantara aliran pengungsi itu."

Namun perang melawan terorisme di Amerika dan Eropa juga mengkhawatirkan untuk Human Rights Watch. Mereka memperingatkan agar jangan membatalkan pembatasan terhadap badan-badan intelijen yang memanfaatkan teknik-teknik pengintaian masal, serta mengecam beberapa pemerintahan Eropa yang memperluas wewenang pemantauan. Langkah-langkah seperti ini kata Human Rights Watch melemahkan hak-hak privasi warga.

Laporan ini mengkaji 90 negara dan berbagai kawasan dunia. Di Amerika Latin, ada pelecehan yang serius kata Jose Miguel Vivanco, Direktur Human Rights Watch Divisi Amerika.

Sementara Amerika dan Kuba sudah memulihkan hubungan diplomatik tahun lalu, Vivanco mengatakan, tidak banyak perubahan yang terjadi.

"Sejauh ini, catatan HAM Kuba sama saja. Yang kita butuhkan adalah tekanan dari pemerintahan-pemerintahan demokratik di Amerika Latin dan juga Eropa, serta kawasan-kawasan dunia lain, karena kini pemerintahan Obama menerapkan kebijakan yang cenderung bersifat isolasionis," ujar Vivanco.

Juga menjadi keprihatinan adalah kartel narkoba dan korupsi di Meksiko, pelecehan oleh pemerintah Venezuela terhadap pihak oposisi, dan kemungkinan bahwa gerilya FARC di Kolombia bisa lolos dari peradilan berdasarkan persyaratan proses perdamaian yang kini sedang dirundingkan dengan pemerintah. [jm]

XS
SM
MD
LG