Tautan-tautan Akses

Krisis Politik di Mesir Pengaruhi Ekspor Indonesia


Asap mengepul dari pusat perbelanjaan Arcadia, yang dijarah, dirusak dan dibakar oleh massa di Kairo, Minggu (1/30)
Asap mengepul dari pusat perbelanjaan Arcadia, yang dijarah, dirusak dan dibakar oleh massa di Kairo, Minggu (1/30)

Gejolak politik di Mesir, menurut Kadin, akan menurunkan nilai ekspor Indonesia ke salah satu negara tujuan ekpor terbesar tersebut.

Nilai ekspor Indonesia ke Mesir, yang mulai berlangsung sejak tahun 2000, mencapai sekitar 700 juta dolar AS setiap tahunnya. Puncaknya, menurut Ketua Kadin untuk kawasan Timur Tengah Fachri Thalib adalah di tahun 2008, di mana ekspor Indonesia ke Mesir tercatat mencapai satu milyar dolar. Angka tersebut masih bertahan hingga saat ini, menjadikan Mesir sebagai negara Timur Tengah tujuan ekspor terbesar ketiga bagi Indonesia, setelah Turki dan Saudi Arabia.

Namun menurut Fachri, memanasnya suhu politik di Mesir dipastikan akan menurunkan nilai ekspor Indonesia ke Mesir tahun ini, walaupun ia tak dapat memperkirakan seberapa besar penurunannya.

“Dengan adanya kerusuhan ataupun ketidaknyamanan di Mesir, tentunya eksportir kita dari sini menahan dulu barang-barang yang akan diekspor. Tapi, ini berdasarkan saling pengertian saja antara importir dan eksportir," ujar Fachri sembari menambahkan antisipasi dari pengusaha bukanlah reaksi resmi dari pemerintah.

Meski akan mengalami penurunan, menurut Fachri, kegiatan ekspor dari Indonesia ke Mesir tidak akan mengalami resiko yang terlampau mengkhawatirkan seperti kerusakan barang atau tidak dibayarnya transaksi ekspor-impor.

Ekspor terbesar Indonesia ke Mesir adalah meubel, lalu kertas, ban dan tekstil. Sementara itu, impor dari Mesir ke Indonesia rata-rata per tahun benilai 300 juta dolar AS, yang sebagian besar berupa makanan, terutama kurma.

XS
SM
MD
LG