Tautan-tautan Akses

Krisis Migrasi: Kedatangan Pengungsi lewat Laut di Eropa Lampaui Satu Juta


Para pengungsi tiba di Yunani. (Foto: dok.)
Para pengungsi tiba di Yunani. (Foto: dok.)

Badan pengungsi PBB melaporkan lebih dari satu juta pengungsi dan migran telah mencapai Eropa lewat laut tahun ini; 80% dari jumlah rekor ini tiba di pulau-pulau kecil Yunani yang sesak.

Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi UNHCR mengatakan pengungsi yang lari dari perang dan hukuman, memikul berat keputusasaan mereka untuk mencari perlindungan. UNHCR melaporkan 3.735 orang meninggal tahun ini menyeberangi Laut Tengah yang berbahaya. Ini sama dengan rata-rata 10 kematian atau orang hilang setiap hari.

UNHCR melaporkan jumlah pengungsi lewat laut tahun ini, hampir lima kali lebih banyak dari yang terakhir, ketika hanya 200 ribu lebih pengungsi tiba di Eropa, menjadikan ini sebagai krisis terbesar di Eropa sejak PD II.

Juru bicara UNHCR Adrian Edwards mengatakan antara 2000 sampai 3000 orang sebagian besar warga Suriah terus tiba dengan perahu di pulau-pulau di Laut Agea setiap hari meskipun suhu dingin membeku dan laut ganas.

Ia mengatakan kepada VOA, pengungsi yang lari dari konflik di negara-negara mereka menempuh perjalanan lewat laut karena jalur-jalur darat ke Eropa ditutup.

Edwards mengatakan, "Ada larangan-larangan di perbatasan. Ada negara yang mendirikan pagar di sepanjang perbatasan di darat dan laut masih menjadi pilihan utama bagi orang-orang itu. Sayangnya itu berarti penyelundupan sangat diuntungkan. Artinya orang-orang tenggelam. Artinya sistem untuk menjadikan ini, pergerakan orang secara teratur belum tersedia."

Edwards menambahkan krisis migrasi Eropa mencerminkan apa yang disebutnya era kehilangan tempat tinggal secara paksa dalam jumlah rekor. Laporan UNHCR baru-baru ini mendapati jumlah pengungsi atau yang mengungsi di dalam negeri karena konflik , kini melampaui lebih dari 60 juta.

Juru bicara UNHCR itu mengatakan masalah utama yang dihadapi oleh mereka yang lari ke Eropa adalah persepsi. Ini katanya bisa disimak daribahasa yang digunakan orang di seluruh dunia untuk menggambarkan situasi ini.

"Banyak orang masih lebih suka membahas hal ini, sebagai krisis migran daripada krisis pengungsi. Migran berpindah, tapi pengungsi melarikan diri. Pilihan kata bisa menentukan. Dua istilah yang sarat politik dalam situasi di Eropa," tambah Edwards.

Berdasarkan UU pengungsi internasional, Edwards mengatakan negara-negara wajib menawarkan perlindungan pada orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan hukuman. Ia mengatakan upaya-upaya mengaburkan perbedaan antara pengungsi dan migran karena ekonomi menempatkan hidup banyak orang yang punya alasan sah untuk mendapat suaka dalam resiko. [my/al]

XS
SM
MD
LG