Tautan-tautan Akses

Kota Perbatasan di Texas Berharap Bangkit Saat Pintu Perbatasan Dibuka Kembali


Beberapa truk menunggu pemeriksaan petugas perbatasan dalam antrian yang panjang untuk menyebrang ke AS dari Meksiko di wilayah Nuevo Laredo, Meksiko, pada 30 Juni 2020. (Foto: Reuters/Daniel Becerril)
Beberapa truk menunggu pemeriksaan petugas perbatasan dalam antrian yang panjang untuk menyebrang ke AS dari Meksiko di wilayah Nuevo Laredo, Meksiko, pada 30 Juni 2020. (Foto: Reuters/Daniel Becerril)

Di sebagian besar dunia, pembatasan kegiatan ekonomi dan akvitas sehari-hari yang disebabkan oleh perebakan luas COVID-19 mulai berakhir. Namun di kota perbatasan antara Amerika Serikat (AS) dan Meksiko, masa-masa sulit tersebut masih terus berlanjut.

Pihak berwenang AS menutup wilayah perbatasan itu untuk perjalanan yang tidak darurat pada Maret 2020. Penutupan tersebut memotong urat nadi dua daerah di masing-masing negara yang disebut "dua Laredo", yaitu Laredo, yang berada di sisi Texas, dan Nuevo Laredo, yang masuk ke dalam wilayah Meksiko.

Penutupan perbatasan yang terjadi selama sembilan belas bulan terkahir telah memisahkan keluarga dan menjerumuskan ekonomi di kedua sisi.

Ketika perbatasan dibuka kembali pada Senin (8/11) mendatang, kawasan itu siap memulai kesempatan baru dan memperbarui koneksi lintas batas.

Banyak penduduk Laredo seperti Belen Zamora yang berusia 57 tahun belum bertemu orang-orang terdekatnya sejak perbatasan itu ditutup. Meskipun ia sudah tinggal di Laredo selama bertahun-tahun, ia bukan penduduk AS, dan jika ia pergi ke Meksiko selama penutupan wilayah, ia tidak akan bisa kembali.

Empat saudara laki-laki Zamora dan 10 sepupunya berada di Anahuac, Meksiko, yang dapat ditempuh sekitar satu jam perjalanan dari tempat ia tinggal. Mereka biasa mengunjunginya beberapa kali setiap bulan, tetapi pandemi membuat mereka belum bisa datang.

“Bagi kami, keluarga sangat penting,” katanya sambil menahan air mata. "Meskipun sekarang ada teknologi, itu tidak akan pernah menggantikan pelukan, makan, atau waktu bersama keluarga.”

Ia mengatakan saudara laki-lakinya akan menunggu untuk menyeberang pada Senin mendatang ketika perbatasan dibuka kembali untuk di mana banyak keluarga yang telah lama menanti untuk saling bertemu.

Jose Arevalo (kiri) mengatakan usaha sablon kaos miliknya tidak menghasilkan keuntungan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari sejak perbatasan AS-Meksiko ditutup yang membuat arus pengunjung dari Meksiko yang biasa datang ke Laredo berhenti. (Foto: VOA/Dylan Baddour)
Jose Arevalo (kiri) mengatakan usaha sablon kaos miliknya tidak menghasilkan keuntungan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari sejak perbatasan AS-Meksiko ditutup yang membuat arus pengunjung dari Meksiko yang biasa datang ke Laredo berhenti. (Foto: VOA/Dylan Baddour)

Tapi tidak semua yang ada di Laredo sepertinya akan pulih secepat tali kasih keluarganya. Di pusat kota tua, yang terletak di sepanjang perbatasan Meksiko, hampir dua dari tiga bangunan ditutup. Debu menumpuk pada barang dagangan lama di jendela toko.

Beberapa blok jauhnya, wilayah Rio Grande memisahkan daerah pusat perkotaan dengan 260.000 orang di Texas dan 450.000 di Meksiko. Sebuah jembatan penyeberangan di atas sungai yang kotor menghubungkan pusat kota bersejarah pada dua kota kembar itu.

“Dulu tempat ini selalu penuh,” kata Carol Galvez, manajer toko elektronik yang berjarak dua blok dari jembatan internasional itu. Ia biasa menjual TV pintar dan pengeras suara setinggi satu meter kepada kerumunan pembeli yang datang dari seluruh Meksiko untuk membeli barang-barang murah asal Amerika di Texas.

Sejak perbatasan ditutup, penjualan turun sebesar 50 persen, dan separuh lebih bisnis di pusat kota yang buka sebelum pandemi harus mengalami penutupan, kata Galvez. [my/em]

XS
SM
MD
LG