Tautan-tautan Akses

Korut Sebut Pernyataan Sekjen PBB Soal Uji Coba Rudal 'Tidak Adil'


Rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 diluncurkan di Bandara Internasional Pyongyang, di Pyongyang, Korea Utara, 18 Februari 2023. (Foto: KCNA via Reuters)
Rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 diluncurkan di Bandara Internasional Pyongyang, di Pyongyang, Korea Utara, 18 Februari 2023. (Foto: KCNA via Reuters)

Korea Utara pada Rabu (22/2) menuduh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "bersikap yang sangat tidak adil dan tidak seimbang", karena mengecam uji coba misilnya baru-baru ini, tetapi mengabaikan dugaan sikap bermusuhan AS terhadap Korea Utara.

Tuduhan itu muncul ketika kapal perusak AS, Korea Selatan, dan Jepang mengadakan pelatihan anti-rudal trilateral di dekat Semenanjung Korea, sebuah langkah yang dapat dianggap Korea Utara sebagai provokasi.

Setelah Korea Utara melangsungkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pada hari Sabtu, Guterres mengutuk keras peluncuran tersebut dan menegaskan kembali seruannya agar Korea Utara segera berhenti melakukan provokasi lebih lanjut. Dalam sebuah pernyataan, Guterres juga mendesak Korea Utara untuk melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea.

“Yang paling mengecewakan, sekretaris jenderal PBB mengamuk dengan pernyataan tidak masuk akal dan menyakitkan, yang sedikit berbeda dengan pernyataan mengenai para pejabat Departemen Luar Negeri AS selama bertahun-tahun,” kata Kim Son Gyong, wakil menteri luar negeri Korea Utara untuk urusan badan-badan internasional, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah.

Kim mengatakan uji ICBM Korea Utara adalah tanggapan terhadap ancaman keamanan yang diajukan AS ke Korea Utara. Amerika, katanya, mengerahkan sementara pembom jarak jauh untuk pelatihan bersama dengan Korea Selatan awal tahun ini. Kim mengatakan uji itu juga merupakan peringatan untuk pertemuan sebelumnya Dewan Keamanan PBB mengenai Korea Utara.

Korea Utara memandang latihan militer AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi. Negara itu bersikap sangat sensitif terhadap mobilisasi pesawat pembom B-1B AS yang dapat membawa muatan konvensional besar berupa senjata berpemandu dan tak berpemandu. Setelah uji ICBM Korea Utara, Amerika Serikat kembali menerbangkan B-1B untuk latihan terpisah dengan pesawat tempur Korea Selatan dan Jepang.

"Sekretaris Jenderal PBB harus memahami dengan jelas bahwa pendiriannya yang tidak masuk akal dan berprasangka pada masalah Semenanjung Korea bertindak sebagai faktor yang memicu tindakan bermusuhan AS dan para pengikutnya terhadap (Korea Utara)," kata Kim.[ab/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG