Tautan-tautan Akses

Korupsi Global Memburuk, Tapi Afrika Buat Kemajuan


Transparency International baru saja merilis Indeks Persepsi Korupsi tahunan (foto: dok).
Transparency International baru saja merilis Indeks Persepsi Korupsi tahunan (foto: dok).

Menurut organisasi Transparency International, tahun lalu ada sedikit kemajuan dalam mengatasi korupsi global karena lebih banyaknya kekerasan dan ketidakamanan. Indeks tahunan organisasi ini mengukur persepsi warga tentang tingkat korupsi.

Menurut Transparency International yang bermarkas di Berlin, ada beberapa tanda yang menggembirakan bahwa korupsi berhasil ditangani di Afrika. Selama enam tahun berturut-turut, Sudan Selatan, Suriah, dan Somalia berada di urutan bawah Indeks Persepsi Korupsi Transparency International.

Laporan itu mengatakan konflik dan korupsi menciptakan lingkaran jahat.

Roberto Kukutschka, dari Transparency International mengatakan, “Dengan sektor kepolisian dan pertahanan yang lemah dan korup - termasuk juga organisasi penegak hukum lainnya, atau lembaga seperti pengadilan atau peradilan itu sendiri - sangat mustahil kita bisa mengatasi kejahatan terorganisir atau dampak kejahatan terorganisir dan terorisme.”

Laporan itu mengatakan invasi Rusia ke Ukraina bulan Februari tahun lalu menjadi contoh ancaman korupsi terhadap keamanan global. Para penyusun laporan mengatakan oligarki Rusia telah mengumpulkan kekayaan dengan bersumpah setia kepada Presiden Vladimir Putin yang beroperasi dengan impunitas tanpa adanya pengawasan terhadap kekuasaan.

Transparency International mengatakan persepsi mengenai korupsi memburuk di Brasil di bawah mantan presiden Jair Bolsonaro. Pendukung Bolsonaro menyerang parlemen, mahkamah agung, dan istana presiden setelah kekalahannya dalam pemilihan pada Januari.

“Korupsi jauh lebih mudah terjadi ketika pengawasan ini lemah. Itulah mengapa salah satu rekomendasi utama kami tahun ini dan juga di masa lalu adalah untuk benar-benar terfokus pada pemisahan kekuasaan secara jelas di seluruh cabang yudikatif, legislatif, dan eksekutif, kapan saja kita memiliki ketiga cabang kekuasaan tersebut,” ujar Kukutschka.

Indeks ini memeringkat 180 negara menurut tingkat korupsi yang dirasakan, menggunakan data dari tiga belas sumber eksternal termasuk Bank Dunia. Denmark, Finlandia dan Norwegia berada di puncak indeks ini.

Tetapi beberapa negara Eropa berada pada titik terendah dalam sejarah – termasuk Inggris, yang telah merosot sepuluh peringkat dalam lima tahun terakhir menyusul serangkaian skandal politik.

Korupsi Global Memburuk, Tapi Afrika Buat Kemajuan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:11 0:00

Beberapa negara Afrika telah membuat kemajuan yang signifikan – termasuk Angola, Pantai Gading, Ethiopia, dan Senegal.

“Tujuh dari dua puluh empat negara yang kami lihat membaik berada di Afrika, jadi ini adalah salah satu kawasan yang bertahan di bagian bawah indeks, tetapi kami juga melihat ada kemajuan,” tambah Kukutschka.

Transparency International mengatakan pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi korupsi – dengan memperkuat pengawasan dan keseimbangan kekuasaan serta menegakkan hak untuk memperoleh informasi. [my]

Forum

XS
SM
MD
LG