Tautan-tautan Akses

Korsel Tunjukkan Cara Tanggulangi Pandemi, Sekarang Berusaha untuk Hidup Dengan COVID


Warga mengenakan masker saat berjalan di dekat menara elektronik yang menunjukkan tingkat vaksinasi COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, Senin, 1 November 2021. (AP Photo/Lee Jin-man)
Warga mengenakan masker saat berjalan di dekat menara elektronik yang menunjukkan tingkat vaksinasi COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, Senin, 1 November 2021. (AP Photo/Lee Jin-man)

Kursi-kursi kembali penuh pada pertandingan bisbol profesional di Korea Selatan. Seperti pada masa prapandemi, para fans dapat minum bir, juga makan ayam goreng. Mereka dapat bertepuk tangan, menghentakkan kaki, dan melambaikan alat-alat pembuat suara untuk mendukung tim mereka.

Namun yang tidak diizinkan, setidaknya belum, adalah berteriak atau menyanyikan lagu-lagu penyemangat, yang biasa terdengar dari penonton bisbol Korea.

“Kalau Anda berteriak keras, virus akan bocor melewati masker,” kata PM Kim Boo-kyum kepada para fans dalam sebuah acara di radio pekan ini, setelah massa penonton tampak terlalu berisik dalam mendukung tim mereka selama pertandingan playoff yang menegangkan.

Inilah gambaran kecil mengenai kehidupan di Korea Selatan sekarang. Pada dasarnya, semua kembali ke normal, tetapi belum sepenuhnya.

Meskipun Korea Selatan belum pernah menjalani lockdown selama pandemi virus corona, negara itu juga belum pernah terbuka sepenuhnya, terutama karena negara itu telah berjuang melawan gelombang keempat wabah sejak Juli lalu.

Penggemar bisbol yang telah divaksinasi penuh atau dinyatakan negatif virus dalam 48 jam terakhir atau di bawah 18 tahun, bersorak untuk tim mereka selama pertandingan bisbol wildcard pascamusim KBO antara Kiwoom Heroes dan Doosan Bears di Seoul, Korea Selatan, Senin, 1 November 2021.
Penggemar bisbol yang telah divaksinasi penuh atau dinyatakan negatif virus dalam 48 jam terakhir atau di bawah 18 tahun, bersorak untuk tim mereka selama pertandingan bisbol wildcard pascamusim KBO antara Kiwoom Heroes dan Doosan Bears di Seoul, Korea Selatan, Senin, 1 November 2021.

Namun, mulai pekan ini, pemerintah meluncurkan langkah pertama dari rencana “hidup bersama dengan COVID-19.” Massa yang lebih besar kini dapat berkumpul di Seoul. Restoran dan kafe, termasuk yang menyajikan minuman beralkohol, tidak lagi menjadi dikenai jam malam. Para penggemar olahraga kembali ke stadion dan arena pertandingan.

Untuk menghindari kemunduran, Korea Selatan akan menghapus semua peraturan menjaga jarak sosial secara bertahap pada akhir Februari, dua tahun setelah negara itu mengalami salah satu wabah pertama COVID-19 di dunia.

Pendekatan Korea Selatan terkait COVID-19 tidak diragukan lagi telah sukses sejauh ini. Korea Selatan adalah satu dari sangat sedikit negara yang menghindari lockdown besar-besaran dan kematian massal.

Sekarang, setelah mengungguli negara-negara lain pada hampir setiap tahap pandemi, Korea Selatan berharap dapat menunjukkan bagaimana hidup dengan COVID-19.

Pembukaan berhati-hati

Sedikit saja kalangan di Korea Selatan yang menyatakan kemenangan atas virus. Ini berbeda dengan negara-negara seperti AS dan Inggris, di mana para pemimpin mengumumkan bebas dari virus dan segera melonggarkan peraturan jarak sosial, namun kemudian melihat virus varian Delta melanda populasi mereka, menewaskan puluhan ribu orang lagi di masing-masing negara itu.

“Tujuannya di sini adalah membentuk suatu sistem di mana pemerintah dapat melonggarkan restriksi, tetapi pada saat bersamaan memiliki kriteria untuk melangkah mundur,” kata Jerome Kim, dirjen International Vaccine Institute di Seoul.

Seorang pegawai layanan kesehatan setempat mengenakan APD, mendisinfeksi bagian depan toko sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 29 Oktober 2021. (AP Photo / Lee Jin-man, File)
Seorang pegawai layanan kesehatan setempat mengenakan APD, mendisinfeksi bagian depan toko sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 29 Oktober 2021. (AP Photo / Lee Jin-man, File)

Ada alasan yang baik untuk berhati-hati. Meskipun lebih 75 persen warga Korea Selatan telah divaksinasi, jumlah harian kasus COVID terkonfirmasi belum surut sejak pandemi gelombang keempat dimulai.

“Saya pikir pada saat ini, kami memiliki kesadaran bahwa vaksin bekerja sebagaimana mestinya, yaitu mencegah penyakit serius, rawat inap dan kematian. Tetapi vaksin belum mencegah infeksi,” ujar Kim.

Para pejabat telah berulang kali memperingatkan bahwa pembukaan kembali kegiatan dapat dibatalkan. Mereka juga mengemukakan sejumlah tindakan pencegahan, seperti kewajiban mengenakan masker, mungkin akan berlaku dalam jangka pendek ini.

Warga Korea Selatan tampak bersikap menerimanya. Menurut jajak pendapat Seoul National University baru-baru ini, sekitar 49 persen warga Korea Selatan memiliki perasaan beragam mengenai dilonggarkannya restriksi. Dua puluh tujuh persen berpendapat mustahil untuk berhenti mengenakan masker, demikian hasil sebuah survei oleh Gallup Korea. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG