Tautan-tautan Akses

Petugas Layanan Kesehatan New York Hadapi Mandat Vaksin 


Tenaga medis mengenakan APD mereka saat bekerja di departemen darurat di NYC Health + Hospitals Metropolitan di New York, 27 Mei 2020. (AP Photo/John Minchillo, File).
Tenaga medis mengenakan APD mereka saat bekerja di departemen darurat di NYC Health + Hospitals Metropolitan di New York, 27 Mei 2020. (AP Photo/John Minchillo, File).

Hari Senin (27/9) ini merupakan tenggat vaksinasi COVID bagi seluruh pekerja layanan kesehatan di rumah sakit dan panti wreda di negara bagian New York. Para staf layanan kesehatan di fasilitas-fasilitas lainnya, termasuk perawatan di rumah dan hospice (tempat perawatan bagi mereka yang tidak dapat lagi disembuhkan penyakitnya), wajib divaksinasi sebelum 7 Oktober.

Gubernur New York Kathy Hochul mengatakan ia akan memanggil para anggota Garda Nasional yang terlatih secara medis untuk membantu mengatasi kekurangan staf yang mungkin terjadi jika para petugas menolak mematuhi tenggat vaksinasi wajib itu.

Para pekerja yang menolak vaksinasi tanpa menyertakan izin pengecualian sah yang diberikan oleh dokter, akan diberhentikan dan tidak memenuhi syarat untuk mendapat tunjangan pengangguran, kata kantor Gubernur.

Selain Garda Nasional, kantor gubernur mengatakan New York juga dapat bekerja sama “dengan pemerintah federal untuk mengerahkan Tim Bantuan Medis Bencana (DMAT) untuk membantu sistem medis dan kesehatan lokal.”

“Per 22 September, 84 persen dari seluruh pegawai rumah sakit di negara bagian New York telah divaksinasi lengkap,” kata kantor gubernur. “Per 23 September, 81 persen staf di semua fasilitas perawatan orang dewasa dan 77 persen staf di fasilitas-fasilitas panti wreda di negara bagian New York telah divaksinasi lengkap.”

Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech di sebuah pusat vaksinasi di Seoul, Korea Selatan, 10 Maret 2021. (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech di sebuah pusat vaksinasi di Seoul, Korea Selatan, 10 Maret 2021. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Korea Selatan dalam waktu dekat akan menawarkan suntikan penguat (booster) COVID kepada orang-orang yang berisiko tinggi tertular virus corona, kata PM Kim Boo-kyum, hari Minggu (26/9).

Kim mengatakan para pekerja layanan kesehatan dan orang-orang lanjut usia termasuk kelompok yang dianggap berisiko tinggi. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea diperkirakan mengumumkan rencana gerakan vaksin penguat itu hari Senin.

Program booster itu dipicu oleh lonjakan kasus COVID setelah liburan nasional Korea baru-baru ini, Chuseok, yaitu festival panen pada musim gugur selama tiga hari. Dalam beberapa pekan belakangan ini, orang-orang yang belum divaksinasi lengkap merupakan 85 persen lebih kasus baru, kata perdana menteri, yang dikutip The New York Times.

Seorang lagi anggota delegasi Brazil ke Majelis Umum PBB dinyatakan positif terjangkit COVID. Pedro Guimaraes, orang keempat yang terjangkit dalam delegasi itu, hari Minggu mengatakan ia telah mendapat vaksinasi lengkap, asimtomatik dan telah dikarantina sejak hari Rabu lalu.

Papan pengumuman lowongan kerja sebuah toko ritel di Arlington, Virginia, 16 Agustus 2021.
Papan pengumuman lowongan kerja sebuah toko ritel di Arlington, Virginia, 16 Agustus 2021.

Riteler AS berebut mencari pekerja, sementara musim belanja menjelang hari-hari besar AS semakin dekat. Menurut laporan di Financial Times, kekurangan orang, khususnya yang bersedia bekerja di toko-toko dan gudang-gudang, “sangat parah,” dengan 1,1 juta pekerjaan ritel tidak terisi pada bulan Juli. Surat kabar itu melaporkan kenaikan upah sebagai salah satu cara yang dicoba pengusaha untuk menarik orang kembali bekerja. Beberapa perusahaan menawarkan bantuan finansial berupa biaya kuliah dan keanggotaan di pusat kebugaran.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan dalam program Face the Nation di stasiun televisi CBS hari Minggu bahwa anak-anak harus dapat melakukan kegiatan trick-or-treat pada perayaan Halloween tahun ini, “jika kita bisa berada di luar rumah.”

Rochelle Walensky juga memperingatkan bahwa karena pandemi, “saya tidak perlu menghadiri pesta Halloween yang ramai, tetapi menurut saya kita harus dapat membuat anak-anak kita melakukan kegiatan trick-or-treat dalam kelompok-kelompok kecil.”

Markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta, Georgia 30 September 2014. (REUTERS/Tami Chappell)
Markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta, Georgia 30 September 2014. (REUTERS/Tami Chappell)

Halloween dirayakan setiap tahun di AS pada hari terakhir bulan Oktober. Anak-anak mengenakan kostum dan mendatangi rumah-rumah, meminta permen dan suguhan lainnya.

Sebelumnya tahun ini, Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) mencuit “Kalian bukan kuda. Kalian bukan sapi. Serius, kalian semua. Hentikan.” Cuitan ini ditujukan kepada orang-orang yang minum ivermectin, obat antiparasit untuk ternak yang secara keliru dipromosikan sebagai obat COVID.

Tidak semua orang yang tampaknya menerima pesan itu. The Financial Times mengatakan FDA telah menerima 49 laporan kasus keracunan dan reaksi serius lainnya terkait dengan konsumsi ivermectin oleh manusia untuk mengobati COVID sepanjang tahun ini. Ini dua kali lipat dari jumlah kasus yang dilaporkan sepanjang tahun 2020.

Sedikitnya 14 kematian termasuk di antara 49 kasus itu, meskipun belum jelas apakah ini terkait langsung dengan penggunaan ivermectin.

Johns Hopkins Coronavirus Resource Center Senin (27/9) menyatakan ada hampir 232 juta kasus dan hampir 5 juta kematian akibat COVID di seluruh dunia. Sementara itu lebih dari 6 miliar vaksin COVID yang telah diberikan, kata Johns Hopkins. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG