Tautan-tautan Akses

Korea Utara: Hubungan Trump dengan Kim Jong Un Tetap Istimewa


Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un saat bertemu di Panmunjom, 30 Juni 2019 lalu (foto: dok).
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un saat bertemu di Panmunjom, 30 Juni 2019 lalu (foto: dok).

Korea Utara hari Kamis (24/10) memuji penilaian politik Presiden Donald Trump, namun mencela pemerintahannya yang bersikap "bermusuhan." Indikasi terbaru, Korea Utara lebih memilih untuk berurusan dengan Trump daripada perunding-perundingnya.

Korea Utara kelihatannya dengan marah meninggalkan pembicaraan nuklir dengan AS awal bulan ini di Swedia, tetapi hari Kamis Korea Utara menyampaikan banyak hal baik tentang Presiden Donald Trump.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang memuji "penilaian dan niat politik Trump" mengatakan, hubungan Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tetap "istimewa." Dia mengatakan, dia mengetahuinya karena baru-baru ini berbicara dengan pemimpin Korea Utara itu.

Masalahnya, kata pejabat itu, para pembuat kebijakan lainnya bersikap “bermusuhan” kepada Korea Utara “tanpa sebab”.

Seorang peneliti di Asan Institute of Policy Studies di Seoul, Shin Beom-chul mengatakan, pernyataan itu adalah bagian dari strategi jangka panjang Korea Utara.

“Mereka percaya bahwa hanya Presiden Trump yang mungkin dapat menerima proposal mereka. Jadi mereka terus menekankan pendekatan dari atas ke bawah. Mereka selalu memuji Presiden Trump," ulasnya.

Korea Utara memuji Trump selama berbulan-bulan, sementara mengecam pejabat tinggi, termasuk Menteri LN Amerika, Mike Pompeo dan baru-baru ini juga mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton. Shin mengatakan hal itu memang disengaja.

“Mereka memecah-belah Presiden Trump dan para pejabatnya. Dengan melakukan itu, Korea Utara mencari pendekatan dari atas ke bawah, yang berarti pada pertemuan puncak antara Presiden Kim Jong Un dan Presiden Trump, mereka mengharapkan AS akan memberi konsesi untuk Korea Utara," tambah Shin.

Trump dan Kim telah saling menulis surat pribadi tiga kali sejak Juni. Trump pada satu titik mengatakan, dia dan Kim jatuh cinta. Namun, hubungan itu gagal mengubah hubungan AS - Korea Utara lebih luas. Mereka juga gagal menjamin kemajuan dalam melucuti senjata nuklir Korea Utara.

Pembicaraan terhenti pada Februari ketika Trump menghentikan KTT dengan Kim di Hanoi, Vietnam. Korea Utara setuju untuk melakukan pembicaraan tingkat kerja di Stockholm bulan ini, tetapi meninggalkan pembicaraan hanya setelah satu sesi.

Pada hari Kamis, Korea Utara menegaskan kembali batas waktu akhir tahun bagi AS untuk mengubah pendekatannya pada pembicaraan nuklir. Baru-baru ini Korea juga memperingatkan akan melanjutkan uji coba nuklir atau rudal jarak jauh. (ps/jm)

Recommended

XS
SM
MD
LG